HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

Part 50 LOVE IN RAIN

novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita, Baca novel online gratis beragam cerita. Temukan aneka novel romance, novel horor, dan novel adult romance. Saat ini novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita Part 50 LOVE IN RAIN

Perjodohan yang dilakukan oleh Handi dan Reza memang dibatalkan, karena Dion maupun Putri tidak saling menginginkannya. Tapi meskipun begitu, Dion dan Putri tetap berteman baik hingga sekarang. Bahkan semakin dekat saja, dan tak jarang juga orang-orang mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Padahal mereka membatasi hubungan mereka hanya sebagai teman, kalaupun lebih ya hanya sebagai kakak adik.
Hari ini tepat 2 tahunnya Viona pergi meninggalkan Dion. Namun Dion masih tetap setia menunggu gadis cantiknya kembali, meskipun kini semua orang sudah meragukan jika hal itu akan terjadi. Tapi ia tetap pada keyakinannya, tidak akan goyah meski seluruh isi dunia juga ikut meragukan.
Tentu saja sudah banyak yang berubah selama 2 tahun ini, tapi tidak dengan cintanya Dion kepada Viona. Lelaki itu masih dan akan selalu mencintai juga menyayangi penguasa hatinya.
Adapun perubahan yang jelas terlihat adalah kehidupan Dion yang sekarang. Ya, ia sudah benar-benar menjadi orang sukses di atas kakinya sendiri. Keinginannya untuk mempunyai banyak cabang restoran di berbagai kota pun sudah terwujud, ia juga sudah kembali membeli mobil mewah sebagai pengganti Ferrari miliknya yang dulu harus terpaksa dijual. Merknya masih sama, hanya tipenya saja yang berbeda.
Kini Dion memiliki Ferrari 488 Spider, mobil sport dengan atap tutup buka. Bahkan ia pun sudah memiliki rumah sendiri, dengan ukuran yang cukup besar dan begitu mewah. Semua itu adalah hasil kerja kerasnya selama 2 tahun ini, dilandasi dengan semangat yang extra untuk bisa dipersembahkan kepada Viona. Gadis cantik yang akan ia jadikan sebagai permaisuri di istana megahnya itu.
"Aku selalu yakin kalau kamu pasti akan kembali kesini untuk aku." gumam Dion sambil menatap ke arah foto kebersamaannya dengan Viona yang ia pegang sambil terduduk di kursi kerjanya
"Dion." panggil Putri yang tiba-tiba masuk ke ruangan Dion dengan langkah terburu-buru
"Kamu kenapa? Kaya abis dikejar setan gitu." ledek Dion jail
"Tadi aku lihat Viona." sahut Putri sambil mengatur nafasnya yang sempat tak terkendali
"Viona?." Dion langsung bangkit dari tempat duduknya. "Dimana?."
"Tadi aku bertubrukan sama Viona di pintu restoran bawah." jelas Putri
"Viona." Dion langsung berlari cepat menuju lantai bawah, kemudian disusul oleh Putri
Lelaki itu berusaha menemukan keberadaan Viona hingga ke parkiran, namun nihil. Ia sama sekali tidak menemukan gadis cantiknya itu.
"Kamu yakin yang kamu lihat tadi Viona?." tanya Dion lurus kepada Putri yang kini berdiri di sebelahnya
"Aku yakin, meskipun tadi Viona pakai kaca mata. Tapi aku kenal betul wajahnya, karena aku kan sering banget lihat foto dia." jelas Putri yang merasa sangat yakin
"Kalau itu beneran Viona, kenapa dia ga nemuin aku." pikir Dion keras-keras
"Maaf ya Dion, aku ga bermaksud ngasih kamu harapan palsu. Tapi beneran koq tadi aku lihat Viona, atau mungkin cuma mirip aja kali ya." sahut Putri yang mendadak ragu
"Iya gapapa koq, mungkin aku juga yang terlalu berharap." Dion tersenyum pahit lalu beranjak pergi memasuki restorannya kembali

***
Selama berhari-hari Dion berusaha untuk membuktikan apakah benar yang dilihat oleh Putri di restoran itu adalah Viona. Namun sampai hari ini, hasilnya masih nihil. Ia belum juga mendapatkan kebenarannya. Tapi ia tak menyerah, ia terus mengawasi Anggara Corporation. Seperti yang telah ia lakukan selama beberapa malam terakhir ini. Dan seperti biasanya ia memarkirkan mobilnya di ujung jalan, agar tidak ada seorang pun yang tau ia berada disana.
Karena Anggara memang benar-benar tidak mengizinkan semua orang yang mempunyai hubungan dengan Reza, mendatangi rumah ataupun kantornya. Sehingga jika keberadaan Dion diketahui olehnya, maka sudah pasti ia akan mengusir lelaki itu.
Cukup lama Dion menunggu, hingga akhirnya ia melihat ada seorang perempuan keluar dari kantor itu. Tidak cukup jelas, karena jaraknya memang jauh. Tapi ia melihat perempuan tersebut berjalan menuju parkiran, lalu tak terlalu lama keluar sebuah mobil berwarna merah meninggalkan kantor yang sudah tak asing lagi baginya.
Dion pun langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar mobil yang ia yakini milik Viona itu. Menyalip beberapa kendaraan yang menghalanginya, hingga akhirnya ia berhasil menyalip mobil yang menjadi incarannya dan berhenti tepat di depan mobil tersebut.
"Viona, Viona buka pintunya Viona. Ini aku, Dion." Dion langsung mengetuk pintu mobil yang tadi dikejarnya berulang kali setelah turun dari mobilnya. "Viona, tolong buka pintunya. Aku tau ini kamu." panggilnya lagi setelah tak juga mendapatkan respon
Hingga tiba-tiba pemilik mobil itu keluar, dan membuat Dion terdiam kaku. Karena dugaannya memang benar, itu adalah Viona. Gadis cantiknya berada dihadapannya sekarang, dengan balutan celana jeans dan blazer, serta rambut yang tergerai indah. Nampak semakin cantik, terlebih dengan ulasan make up di wajahnya.
"Mas, bisa tolong pindahkan mobilnya ga? Karena saya mau lewat."
Seketika Dion merasa tercengang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Viona, karena gadis itu bersikap seolah-olah tengah berbicara dengan orang asing yang menghalangi jalannya.
"Viona, ini aku. Ini aku Dion." Dion menatap tak percaya
"Maaf, tapi saya tidak mengenal Anda. Jadi sebaiknya sekarang juga Anda pindahkan mobil Anda, karena mobil saya tidak bisa lewat jika mobil Anda tetap berada disana." Viona menunjukkan wajah datar
"Viona." Dion berusaha semakin mendekat
"Oke jika Anda tidak mau memindahkan mobilnya." Viona langsung membuka pintu mobilnya kembali
Namun dengan cepat, Dion langsung menutupnya hingga ia memegangi tangan gadis itu. "Tolong jangan pergi lagi. Sudah cukup selama 2 tahun ini aku tersiksa karena harus hidup tanpa kehadiran kamu disamping aku." sahutnya sambil menatap Viona yang sedikitpun tidak meliriknya dengan begitu sendu
"Maaf ya Mas, mungkin Anda salah orang. Saya sama sekali tidak mengenal Anda, dan nama saya juga bukan Viona." Viona langsung melepaskan tangannya dari pegangan lelaki itu. "Jadi Anda jangan menghalangi saya lagi, karena saya harus segera pergi."
"Ngga, Viona." Dion berusaha kembali menahan. "Viona." teriaknya ketika gadis itu sudah tidak bisa ditahan lagi dan langsung mengemudikan mobilnya
"Kenapa Viona seperti itu, dia tidak mengenal aku? Dia benar-benar sudah melupakan aku?."
"Ngga, ngga. Dia pasti cuma pura-pura, dia kaya gitu karena dia masih marah dan kecewa sama aku. Dia ga mungkin melupakan aku."
"Iya dia ga mungkin melupakan aku. Karena aku tau perasaan dia ke aku masih sama seperti dulu, iya aku yakin. Dia masih Viona yang dulu, dia masih jadi kelinci galak yang selalu mencintai kucing resenya ini."
Dion terus saja berbicara sendiri sambil menatap ke arah mobil Viona yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.

[EXTRACT]

***
Setelah 2 tahun lamanya, kini Viona kembali menginjakkan kakinya di rumah Vina. Iya, gadis itu berada di depan pintu rumah ibu angkatnya sekarang. Tapi sedari tadi ia selalu mengurungkan niatnya setiap kali ingin mengetuk pintu. Entah kenapa, rasanya berat sekali untuk ia melakukan hal itu.
Hingga ia mulai meyakinkan dirinya untuk mengetuk pintu, tapi disaat bersamaan Vina membuka pintu itu. Mata mereka bertemu dan saling menatap penuh rindu.
"Viona." sahut Vina sambil meneteskan air mata
"Mama." balas Viona yang juga ikut meneteskan air mata
"Viona, sayang." Vina langsung memeluk anak angkatnya itu dengan sangat erat, lalu dibalas tak kalah erat. "Kamu kemana aja?." tanyanya sambil mengurai pelukan
"Kenapa pergi gitu aja ninggalin mama?." Vina memukul-mukuli lengan Viona dengan gemas, lalu menjewer telinganya
"Aww sakit Ma." rengek Viona dengan manja
"Abisan kamu jahat banget sama mama." Vina langsung mencubit pipi Viona. "Mama kangen banget sama kamu." sahutnya lalu mengecup manis kening dan pipi anak angkatnya itu
"Mama tau mama salah, mama juga tau kalau kamu marah dan kecewa sama mama. Tapi kenapa kamu harus menghukum mama dengan pergi jauh sampai selama ini?."
"Kamu tau? Ga mudah untuk mama harus menjalankan hidup tanpa kehadiran kamu. Dengan kamu tinggal bersama orang tua kandung kamu aja, mama udah tersiksa karena harus menahan rindu hanya untuk bisa ketemu sama kamu. Karena selama 20 tahun kamu selalu ada bersama mama."
"Lalu tiba-tiba kamu pergi jauh tanpa memberitahu kemana sebenarnya kamu pergi, dan kamu tau? Hidup mama lebih tersiksa lagi. Bukan hanya menahan rindu, tapi mama selalu dihantui oleh rasa bersalah. Kalau saja dulu mama ga pernah meragukan kamu, mungkin kamu ga akan pergi. Mama selalu berandai-andai kalau semuanya masih baik-baik aja, tapi kenyataan menyadarkan mama bahwa kamu memang sudah pergi jauh. Pergi untuk melupakan mama dan semua yang ada disini."
"Ngga Ma, ngga. Mama ga salah." Viona langsung memeluk erat mama angkatnya itu. "Viona yang salah. Harusnya waktu itu Viona bisa memahami keadaan mama, harusnya Viona tau kalau waktu itu mama bukannya meragukan Viona, tapi mama berada dalam posisi yang sulit. Mama ingin percaya, tapi semua fakta yang ada memang menunjukkan bahwa Viona itu bersalah."
"Ngga sayang, bukan kamu yang salah. Tapi mama." Vina balas memeluk dengan lebih erat
"Yaudah daripada saling menyalakan diri sendiri seperti ini, lebih baik kita lupakan semuanya. Viona janji, Viona ga akan meninggalkan mama lagi." Viona melepas pelukannya lalu mengecup hangat punggung tangan mama angkatnya itu, disambung dengan mengecup pipinya dan kembali memeluk dengan sangat erat
"Janji ya jangan pernah pergi lagi meninggalkan mama, karena mama ga sanggup kalau harus kehilangan kamu." Vina pun kembali balas memeluk dengan lebih erat
Keduanya saling melepas rindu dengan berpelukan sangat erat, disertai oleh tetesan air mata penuh haru.
"Kak Dion udah datang Ma?." tanya Feby yang bergegas menghampiri Vina dari dalam rumah. "Kak Viona." sahutnya saat melihat siapa yang tengah dipeluk oleh mamanya sekarang
"Feby." Viona langsung melepaskan pelukannya, lalu menoleh ke arah adik angkatnya itu
"Kak Viona." Feby langsung memeluk Viona dengan sangat erat. "Kakak kemana aja? Feby kangen banget sama kakak."
"Kakak juga kangen banget sama kamu." Viona balas memeluk tak kalah erat
"Kakak kenapa sih tega banget pergi ninggalin aku sama mama?." Feby melepas pelukannya lalu mencubit sebal pipi kakak angkatnya itu
"Maafin kakak ya, kakak janji kakak ga akan pergi lagi." Viona menyunggingkan seulas senyum di bibirnya
"Janji ya?." Feby menatap penuh penegasan
"Janji." Viona mengangguk mantap
Ketiganya pun langsung berpelukan dengan penuh haru. Perpisahan selama 2 tahun ini memang menyisakan duka diantara mereka, dan juga membuat mereka selalu saling menahan rindu satu sama lain.
"Kita masuk ke dalam yukkk, kebetulan tadi mama dan Feby baru selesai masak. Kita makan malam bersama." ajak Vina sambil merangkul bahu Viona
"Ayo." Viona mengangguk penuh semangat
"Kak Dion." sahut Feby saat mereka mulai melangkah memasuki rumah
"Dion?." Viona menatap lurus adik angkatnya itu
"Iya kak Dion, dia emang mau kesini untuk membicarakan tentang ide-ide baru di toko kue kita. Aku pikir tadi mama keluar karena kak Dion udah datang, eh ternyata ada kak Viona.  Nah itu dia orangnya." Feby mengarahkan wajahnya ke arah belakang Viona
Seketika Viona terdiam kaku, ia sama sekali tidak ingin membalikkan badan ataupun memutar kepalanya ke arah lelaki itu.
Sementara Dion, ia terus melangkahkan kakinya secara perlahan untuk menghampiri ketiga perempuan itu. Namun matanya terus saja tertuju ke arah Viona yang tengah membelakangi dirinya.
"Ma, sepertinya Viona harus segera pulang. Makan malamnya nanti aja ya, malam ini Viona ga bisa." sahut Viona ketika Dion sudah berada sangat dekat dengannya, lalu langsung beranjak pergi meninggalkan mereka semua
"Tapi sayang." Vina mencoba menahan
"Kak Viona." panggil Feby yang juga mencoba menahan
"Viona, tunggu Viona." Dion langsung mengejar dan berhasil menarik tangan Viona
"Lepas." Viona berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Dion
"Ngga, aku ga akan lepasin kamu. Kita perlu bicara." Dion mempererat pegangannya
"Saya tidak mengenal Anda, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan." tegas Viona
"Viona cukup, Viona. Berhenti berpura-pura jika kamu tidak mengenal aku. Kita benar-benar perlu bicara, biar aku jelaskan semuanya sama kamu." Dion menatap lurus kekasihnya itu
"Saya bilang saya tidak mengenal Anda. Apa pendengaran Anda tidak berfungsi dengan baik? Perlu saya ulangi? Saya tidak mengenal Anda. Dan saya bukan Viona yang Anda kenal, melainkan Viona yang berbeda. Viona yang tidak pernah mengenal Anda di dalam hidupnya." tegas Viona lagi
"Sayang, aku tau kamu marah. Aku juga tau mungkin kamu benci sama aku." Dion langsung menangkup kedua sisi wajah Viona. "Tapi tolong, dengarkan penjelasan aku dulu."
"Jangan pernah menyentuh saya, apalagi memanggil saya dengan sebutan itu. Karena diantara kita tidak ada hubungan apa-apa dan tidak pernah ada hubungan apa-apa." Viona langsung menepis tangan lelaki itu
"Viona." Dion menatap tak percaya dan mulai meneteskan air matanya
"Sudah cukup jelas kan? Jadi jangan pernah menemui saya lagi." pungkas Viona sebelum akhirnya beranjak pergi
Namun Dion kembali menahan dan menghalangi jalan gadis cantiknya itu. "Tatap mata aku baik-baik, dan bilang kalau kamu memang tidak mengenal aku. Baru aku akan percaya." suruhnya sambil memegang kedua lengan Viona
"Lepas." sahut Viona yang terus mengalihkan pandangannya
"Tatap mata aku dan ulangi perkataan kamu yang tadi." suruh Dion kembali sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Viona, hingga membuat gadis yang masih menjadi kekasihnya itu tak bisa mengalihkan pandangan lagi
Semakin lama menatap Dion, Viona merasa dadanya begitu sesak. Kenangan masa lalu menghampirinya, semua kebersamaan yang pernah ia lewati bersama lelaki itu terbayang jelas dipikirannya, diakhiri dengan kesalahpahaman yang pernah terjadi hingga membuat hubungan diantara keduanya memburuk. Bahkan Dion menjadi tidak memperdulikannya lagi. Rasanya sangat sangat menyakitkan.
Viona pun langsung melepaskan pegangan Dion, lalu berlari menuju mobilnya. Meletakkan kedua tangannya di depan mobil, sambil menunduk dan menangis sejadi-jadinya.
Seperti hujan yang sudah cukup lama tertahan dalam bentuk awan hitam yang menggelapkan kehidupan, dan kini seketika awan itu pecah hingga membuat hujan turun dengan membawa banyak luka.
"Lebih baik kamu luapkan semua kemarahan dan kebencian kamu sama aku, daripada kamu harus menyakiti diri kamu sendiri dengan berpura-pura tidak mengenal aku." Dion langsung menyusul dan menatap sendu kekasihnya itu dari samping
"Bukan kepura-puraan tidak mengenal kamu yang membuat aku sakit, tapi justru dengan kamu datang lagi ke dalam kehidupan aku itu membuat aku sakit bahkan sangat sakit." Viona langsung menghadapkan badannya ke arah Dion dan menatap lelaki itu dengan penuh kekesalan sambil berurai air mata. "Kenapa kamu harus datang lagi? Kenapa kita harus bertemu lagi? Padahal aku kembali kesini untuk melanjutkan hidup yang baru, bukan untuk mengulang kisah yang pernah terjadi diantara kita."
"Bukan pernah terjadi, tapi kisah kita masih terjadi dan akan selalu terjadi. Karena kita masih kita yang dulu, dan akan selalu menjadi kita yang tidak akan pernah berakhir." Dion menatap penuh penegasan
"Semuanya sudah berakhir." balas Viona dengan tatapan sedikit tajam
"Semuanya masih tetap sama, karena tidak ada yang pernah mengakhirinya." tegas Dion
"Aku, aku yang akan mengakhirnya. Sekarang, aku mengakhiri semua yang pernah terjadi diantara kita."
Seketika Dion merasa bumi berhenti berputar, dunianya terhenti, tubuhnya menjadi lemah tanpa ada energi yang tersisa, dan dadanya pun terasa sangat sangat sesak. Perkataan Viona begitu menggema di telinganya, amat teramat menyakitkan.
"Ngga, sayang. Jangan menyakiti diri kamu sendiri hanya karena tekanan dari orang lain, kamu ga boleh melakukan hal ini." sahut Vina yang langsung menghampiri mereka dengan bersama Feby
"Viona sama sekali tidak ditekan oleh siapapun. Ini murni keinginan Viona, Ma. Viona ingin mengakhiri semuanya." tegas Viona
"Mama tau bahkan sangat tau, ini bukan keinginan kamu. Ini semua karena orang tua kamu kan? Karena mereka yang menyuruh kamu untuk tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan Dion, karena Dion adalah anak dari musuhnya mereka." Vina menatap lurus anak angkatnya itu. "Cukup sayang, berhenti menyiksa diri kamu sendiri dengan terus menuruti keinginan mereka. Mereka memang orang tua kamu, tapi tidak semua keinginan mereka harus kamu turuti."
"Mama yang cukup, cukup untuk terus menganggap bahwa Viona ini masih Viona yang dulu. Masih Viona yang mencintai lelaki ini." Viona melirik Dion sekilas. "Ngga, Ma. Semuanya udah beda, Viona sama sekali udah ga mencintai dia lagi. Makanya Viona ingin mengakhiri semuanya."
"Kamu bohong." Dion mulai bersuara kembali setelah menguatkan dirinya
"Aku ga bohong, aku bicara dengan sangat jujur. Aku sudah tidak mencintai kamu lagi." Viona menatap dengan penuh penegasan
"Ngga, aku ga percaya." Dion menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit
"Terserah. Mau kamu percaya ataupun tidak, aku sama sekali tidak peduli. Yang jelas aku sudah memberitahu yang sebenarnya, jadi aku harap mulai saat ini jangan pernah lagi kamu mengganggu hidup aku." pungkas Viona sebelum akhirnya pergi mengemudikan mobilnya dengan cepat
"Ngga, Viona. Kamu ga bisa seperti ini." Dion kembali menggelengkan kepalanya dengan begitu pahit, lalu ia langsung bergegas menuju mobilnya untuk mengejar Viona
"Hati-hati Dion." sahut Vina ketika lelaki itu sudah mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari Viona
"Ma, gimana ini? Kenapa kak Viona dan kak Dion jadi seperti ini? Mereka itu kan saling mencintai." Feby merasa tak habis pikir
"Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka. Mama sangat yakin yang dikatakan oleh kakak kamu tadi itu bukanlah murni atas keinginannya sendiri, pasti ada tekanan dari orang tuanya."
Sementara di tempat lain, Dion masih terus berusaha mengejar mobil Viona.  Tapi disaat mobilnya sudah sangat dekat dengan mobil gadis itu, tiba-tiba saja ada sebuah motor yang melintas di depannya. Karena memang posisinya berada di persimpangan jalan.
"Arghhh." Dion langsung memukul kesal setir mobilnya setelah dengan terpaksa harus menghentikan mobilnya itu. "Kenapa harus pake lewat segala sih itu motor, padahal tinggal sedikit lagi aku bisa nyalip mobil Viona."
Dan sekarang Dion sudah tidak bisa lagi mengejar Viona, karena meskipun diteruskan pun percuma. Viona pasti sudah sampai ke rumahnya, dan sekeras apapun ia berusaha ia tidak akan pernah diizinkan untuk bertemu dengan Viona.
Padahal aku sudah merasa begitu bahagia ketika mendengar kamu kembali, tapi kenapa justru kamu malah menghancurkan kebahagiaan itu. Apa benar kamu sudah tidak mencintai aku lagi? Apa benar kamu ingin mengakhiri semuanya? Tapi kenapa? Kenapa kamu sampai tega melakukan hal ini?
Kenapa kamu membuat penantian yang aku lakukan selama ini menjadi sia-sia? Padahal aku sudah begitu yakin bahwa kamu akan kembali untuk aku, dan untuk kita yang akan selalu menjadi kita tanpa ada kata berakhir. Tapi kenapa? Sekarang kamu marah menghancurkan semuanya. Kenapa Viona? Kenapa?
Geram Dion yang kembali memukuli setir mobilnya dengan sangat sangat kesal. Lelaki itu begitu frustasi sekarang, air matanya pun tak berhenti menetes sejak tadi. Padahal mobilnya sudah melaju sangat jauh meninggalkan tempat tadi, dan sebentar lagi ia tiba ke rumahnya.
Rumah miliknya sendiri, bukan lagi rumah orang tuanya. Iya, karena sudah beberapa bulan terakhir ini ia menempati rumah dari hasil kerja kerasnya sendiri itu. Rumah yang telah ia siapkan untuk Viona yang akan ia jadikan sebagai permaisuri di istananya itu, tapi kenyataanya saat ini justru kisah mereka sudah berakhir sebelum kebahagiaan sesungguhnya didapatkan.

[EXTRACT]
Vionanya ko jadi gituu. Semoga cepet kembali ke Dion lahh. Semangat nulisnya ditunggu nextnya
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait