HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

Part 30 LOVE IN RAIN

novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita, Baca novel online gratis beragam cerita. Temukan aneka novel romance, novel horor, dan novel adult romance. Saat ini novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita Part 30 LOVE IN RAIN

Tanpa ragu, sekarang Viona langsung melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Dion. Saat kekasihnya itu mulai mengemudikan motornya, meninggalkan Villa. Menelusuri jalanan yang penuh dengan turunan dan tanjakan, namun lebih menyenangkan dibandingkan jalanan lurus di kota. Karena terhindar dari kamacetan yang biasa mereka temui jika berada di jalanan.
"Sayang, tadi Pak Willy sengaja kesini cuma buat nganterin motor kamu doang?." tanya Viona setelah cukup lama hening
"Ngga koq, itu mah sekalian aja karena kebetulan papa memang menyuruh dia menyusul kesini." jelas Dion sambil terus fokus menjaga keseimbangan motornya
"Untuk apa?." Viona mengerutkan kening heran
"Untuk bawa mobil besok, karena papa kan pasti cape kalau harus nyetir mobil sampai Jakarta." jelas Dion lagi
"Oh iya ya, kita semua kan bakal terus pergi-pergian sampai besok." gumam Viona
Hingga tiba-tiba Dion membelokkan motornya ke tanjakan yang cukup terjal dan banyak bebatuan. Membuat Viona semakin mempererat lingkaran kedua tangannya.
"Kita mau kemana sih? Koq sampai harus melewati jalanan kaya gini." Viona nampak penasaran
"Nanti juga kamu tau sendiri." Dion tersenyum simpul
Dan beberapa saat kemudian, mereka sampai di atas bukit. Lalu Dion mulai menghentikan motornya dan mengajak kekasihnya itu turun.
"Ayo sini." Dion mengulurkan tangannya saat ia sudah berada di atas sebuah batu besar di tepi bukit itu
Viona pun langsung memegang tangan Dion, lalu kekasihnya itu menariknya hingga mereka sama-sama berada di atas batu.
"Coba deh lihat kesana." Dion mengarahkan matanya ke bawah sana, yang nampak seperti jurang
Awalnya Viona merasa takut, tapi setelah melihat semua yang ada disana senyumnya langsung mengembang. "Bagus banget ya pemandangannya." sahutnya sambil melirik Dion sekilas
"Memang." Dion mengangguk singkat. "Anginnya juga bikin tenang." sahutnya sambil meresapi udara di sekitarnya
"Sama kaya kamu ya, selalu bikin tenang." balas Viona sambil tersenyum lembut
"Yehh malah gombal." Dion langsung mencubit gemas hidung kekasihnya itu
"Ih orang serius juga, malah dibilang gombal." sebal Viona
"Kamu juga, tiap kali aku ngomong serius malah dibilang gombal." Dion mengangkat sebelah alisnya
"Oh jadi kamu ngebales." Viona langsung mencubit gemas pinggang kekasihnya itu
"Loh koq dicubit?." tanya Dion lurus
"Abis nyebelin sih." sebal Viona lagi
"Tapi nyenengin kan?." goda Dion
"Apaan sih." Viona nampak tersenyum gemas
Sementara Dion hanya terkekeh kecil. "Oh iya, coba deh kamu luapin semua yang masih menjadi beban pikiran kamu di tempat yang begitu tenang ini." sahutnya lembut
"Maksud kamu?." Viona nampak tak mengerti
"Ya kamu luapin semuanya, biar pikiran kamu benar-benar bersih dari beban apapun. Nih aku contohin ya." jelas Dion. "Aaaaaa." teriaknya cukup keras
"Ih Dion, kamu apa-apaan sih. Berisik tau." Viona menutup kedua telinganya
"Kamu coba dulu, pasti seru deh. Terus perasaan kamu juga jadi jauh lebih tenang dari sebelumnya." suruh Dion dengan sangat lembut
"Ngga ah ga mau, ngapain." tolak Viona
"Cobain dulu." suruh Dion lagi
"Aaaa." teriak Viona dengan pelan dan asal
"Apaan teriak kaya gitu, lemes banget kaya belum makan seminggu." ledek Dion sambil terkekeh kecil. "Orang tadi udah sarapan banyak banget juga."
"Ya abisan ngapain sih kaya gitu, kaya ga ada kerjaan aja." sahut Viona
"Kamu ini, coba dulu baru komentar." balas Dion
Sejenak Viona terdiam, lalu menatap lurus ke depan sana. Jarak yang sangat jauh. "Aaaaaaaaaaaa." teriaknya dengan sangat keras
"Gimana?." tanya Dion lurus
"Koq bener ya, perasaan aku jadi lebih plong." Viona nampak berseri-seri
"Tuh kan, apa kata aku. Coba kamu lakukan lagi, sampai ga ada lagi beban yang tersisa." Dion menatap dengan sangat lembut
"Aaaaaaaaaaa."
Viona teriak dengan sangat keras berulang kali, hingga di dalam pikirannya benar-benar tak ada lagi beban dan perasaannya benar-benar tenang.
"Masih mau teriak lagi?." tanya Dion
"Udah ah, aku udah merasa sangat tenang koq sekarang." Viona tersenyum lembut
"Yaudah kalau gitu kita duduk yukkk." ajaknya yang mulai terduduk di atas batu itu sambil menghadap ke arah jurang tadi
Viona pun langsung ikut terduduk, lalu menatap Dion yang berada di sebelahnya.
"Kamu kenapa?." tanya Dion lurus
"Kamu koq bisa sih sampai kepikiran ngajak aku kesini dan nyuruh aku teriak-teriak kaya tadi?." tanya balik Viona
"Karena hal yang tadi kamu lakukan itu adalah hal yang biasa aku lakukan kalau lagi ngerasa kalut dan banyak beban pikiran, dan efeknya memang positif bisa membuat pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang." jelas Dion
"Oh jadi maksudnya kamu ingin aku juga melakukan hal yang biasa kamu lakukan gitu?." tanya Viona lurus
"Tepat sekali." Dion mengangguk singkat
"Emangnya beban apa sih yang suka mengganggu pikiran kamu?." Viona nampak sangat penasaran
"Ya banyak lah, tapi itu dulu sebelum aku punya kamu." Dion menatap dengan sangat lembut
"Berarti sebelum kita jadian, kamu masih sering kesini?." tanya Viona santai
"Iya." Dion mengangguk singkat. "Apalagi pas kamu makin menjauh dan deket lagi sama si Dimas, aku sering banget kesini dan teriak-teriak lebih keras dari kamu." jelasnya dengan wajah menggemaskan
"Cieeee, pasti pikirannya dipenuhi semua tentang aku ya." Viona langsung menggandeng manja, lalu bersandar pada bahu kekasihnya itu
"Siapa bilang? Orang pikiran aku dipenuhi semua tentang si Dimas." sahut Dion dengan candaan
"Oh jadi kamu sukanya sama Dimas, bukan sama aku." balas Viona, masih tetap bersandar
"Iya kali, suka sama cowok kaya dia. Mending cari cowo yang lain." Dion tersenyum kecil
"Hah?." Viona langsung mengangkat kepalanya
"Bercanda sayang." Dion terkekeh kecil
"Kirain beneran." Viona kembali bersandar
"Ya ga mungkin lah, orang masih ada gadis cantik kaya kamu ngapain juga mesti suka sama yang sejenis." Dion kembali terkekeh kecil
"Oh jadi, kalau gadis cantik kamu ini ga ada kamu bakal suka sama yang sejenis gitu?." Viona mengangkat wajahnya, dan menatap lurus kekasihnya itu
"Bisa jadi." Dion mengangguk santai
"Ih Dion." Viona nampak geli
Sementara Dion kembali terkekeh kecil. "Ya ngga lah, aku masih normal kali. Lagipula meskipun kamu ga ada, aku ga bakal berpaling ke gadis manapun." sahutnya lembut
"Emangnya aku ga ada kemana?." tanya Viona lurus
"Ya kemana aja, misalnya kamu pergi ke luar negeri gitu buat ngelanjutin S2." jelas Dion
"Emang kamu rela? Kalau aku pergi ke luar negeri?." tanya Viona lagi
"Ya selama itu untuk kebaikan kamu dan untuk masa depan kamu, aku rela. Asal jangan sampai kamu pergi untuk nyari cowo lain aja, aku ga akan pernah rela." Dion menatap lurus kekasihnya itu
"Kamu tenang aja, aku ga bakal pergi kemana-mana koq. Lagipula aku ga tertarik buat kuliah di luar negeri, kalaupun aku bisa dapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah aku pengen di dalam negeri aja. Biar bisa tetep deket sama Mama, Feby dan juga kamu." jelas Viona dengan sangat lembut
"Sebenarnya aku juga emang ga mau sih jauh-jauh dari kamu." Dion langsung memeluk Viona yang masih bersandar di bahunya
Bagaimana mungkin aku bisa benar-benar jauh dari kamu, sedangkan disaat kamu pernah berusaha menjauh pun aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari diri ini. Inginku, kamu tetap bersamaku dan jangan pernah berpikir untuk pergi.
"Kita mau kemana lagi?." tanya Viona saat ia dan Dion sudah berada kembali di atas motor dan tengah menelusuri jalanan
"Aku mau ngajak kamu ke sebuah restoran yang view nya bagus banget, tapi sebelum itu kita jalan-jalan dulu ya. Udah lama aku ga pernah keliling naik motor di daerah puncak." jelas Dion yang tetap fokus mengemudikan motornya
"Pasti dulu kamu sering ngajak pacar-pacar kamu yang seabrek itu keliling naik motor disini ya?." Viona mempererat lingkaran kedua tangannya pada pinggang kekasihnya itu
"Emang iya." Dion mengangguk singkat
"Iya?." tanya Viona dengan nada tak senang
"Ya iya." sahut Dion
"Oh jadi bener." balas Viona dengan datar
"Kamu cemburu?." tanya Dion santai
"Iya lah. Kirain, aku pacar pertama yang kamu ajak kesini." ketus Viona
"Kan cuma aku ajak keliling naik motor dong. Tapi, kamu tetep koq jadi pacar pertama yang aku ajak liburan kesini." jelas Dion dengan sangat lembut
"Oh ya?." Viona mulai tersenyum kembali
"Iya dong." sahut Dion." Dan kamu juga bakal jadi pacar pertama yang aku ajarin naik motor." lanjutnya yang langsung menghentikan motornya
"Ajarin naik motor?." Viona mengerutkan kening heran
"Iya." Dion mengangguk singkat, setelah turun dari motornya. "Ayo cepet pindah ke depan." suruhnya pada Viona yang masih terduduk di atas motor
"Ga mau." Viona menggelengkan kepalanya
"Cepet sayang." suruh Dion lagi
"Ga mau, aku takut. Nanti kalau jatuh dan kita celaka gimana?." Viona kembali menggelengkan kepalanya
"Ga bakalan, kan ada aku yang akan jagain kamu." Dion menatap lembut kekasihnya itu
"Tapi..."
"Mau aku bantu pindahin?." sela Dion
Viona pun langsung maju ke bagian depan motor. "Ini udah." sahutnya dengan wajah sebal
"Ga usah ditekuk juga kali wajahnya." balas Dion sambil mencubit gemas pipi Viona, lalu kembali naik ke motor tapi di belakang kekasihnya
Kemudian ia mulai menyalakan kembali motornya, lalu mengajari Viona untuk mengemudikan motor itu.
Meskipun awalnya Viona merasa takut, tapi lama-kelamaan ia malah senang karena bisa mengemudikan motor dalam pengawasannya Dion. Terlebih kekasihnya itu mengajarinya dengan penuh kelembutan.
Hingga mereka pun sampai di sebuah restoran yang dimaksud oleh Dion tadi. Dan benar saja, pemandangan di sekitar restoran itu memang begitu bagus dan indah. Membuat keduanya merasa nyaman sambil menikmati makan siang di tengah suasana alam yang menyejukkan mata.
"Sayang, aku tinggal dulu bentar ya." sahut Dion setelah makan siang mereka baru saja selesai
"Loh mau kemana?." Viona mengerutkan kening heran
"Bentar koq, nanti aku kesini lagi." Dion tersenyum lembut, lalu beranjak pergi
Cukup lama Viona menunggu, tapi Dion tak kunjung datang. Melirik ke seluruh sudut tapi tak juga ia temukan keberadaan kekasihnya itu.
Hingga akhirnya terdengar suara petikan gitar yang begitu merdu. Namun Viona nampak acuh, tapi ketika suara gitar itu semakin jelas terdengar dan semakin mendekat ke arahnya. Viona mulai merasakan sesuatu.

[EXTRACT]

Memenangkan hatiku bukanlah suatu hal yang mudah

Seketika gadis itu pun langsung memutar kepalanya dan melihat Dion tengah bernyanyi dan memainkan gitar sambil berjalan ke arahnya.

Kau berhasil membuat ku tak bisa hidup tanpamu
Menjaga cinta itu bukanlah suatu hal yang mudah
Namun sedetik pun tak pernah kau berpaling dariku

Dion melanjutkan lagu yang sedang dinyanyikannya sambil menatap Viona dengan sangat dalam. Lalu ia samakin mendekat dan terduduk di dekat kursi kekasihnya itu sambil terus memainkan gitarnya.

Beruntungnya aku dimiliki kamu
Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu

Tanpa sadar, Viona meneteskan air matanya ketika Dion menyanyikan lagu itu dengan begitu merdu dan dalam. Benar-benar terdengar sangat tulus dari dalam hatinya.
"Kamu kenapa?." Dion mulai berdiri secara perlahan sambil memegang gitar yang tadi dimainkannya dengan satu tangan
Namun baru juga ia setengah berdiri, tiba-tiba Viona langsung memeluknya dengan sangat erat. "Makasih sayang."  sahutnya dengan sangat lembut
"Membahagiakan kamu adalah suatu keharusan bagi aku, jadi kamu tidak perlu berterimakasih." Dion balas memeluk tak kalah erat setelah memberikan gitarnya kepada salah seorang pelayan yang berada disana, karena memang tadi ia meminjamnya
"Kamu segalanya buat aku." Viona menatap dalam kekasihnya itu seusai melepaskan pelukannya
"Kamu bahkan lebih dari segalanya buat aku." Dion balik menatap tak kalah dalam. "Sekarang kamu ikut aku yukk." ajaknya lembut
Tanpa bertanya, Viona pun langsung menurut dan berjalan bersama Dion yang menggenggam tangannya dengan sangat erat. Meninggalkan restoran yang berada di lantai atas itu.
"Kita mau kemana? Koq jalan kaki?." tanya Viona saat mereka memasuki jalanan kecil yang berada di belakang restoran tadi
"Gapapa kan kalau sekali-kali kita menikmati perjalanan dengan berjalan kaki berdua?." tanya Dion lurus
"Ya gapapa, tapi kita mau kemana?." tanya balik Viona
"Yaudah kita lanjut jalan berarti." Dion mempererat genggamannya pada tangan Viona sambil terus melangkahkan kaki bersama kekasihnya itu
"Dion." sahut Viona dengan gemas karena Dion tak memberitahu kemana sebenarnya mereka akan pergi
"Atau kamu cape? Mau aku gendong?." Dion mengalihkan pembicaraan
"Ih ngga, ngga. Apaan sih, orang aku cuma nanya kita mau kemana." Viona menggelengkan kepalanya
"Udah gapapa, ayo aku gendong aja." Dion langsung membungkukkan badannya di depan Viona
"Ngga sayang, aku kuat koq jalan sejauh apapun juga." tolak Viona dengan lembut
"Udah ayo." Dion langsung membuat kedua tangan Viona melingkar kuat di lehernya, lalu mengangkat tubuh kekasihnya itu di punggungnya
"Dion turunin." pinta Viona
"Ngga, aku ga bakal turunin kamu." Dion malah mengangkat tubuh Viona dengan lebih kuat
"Dion." pinta Viona lagi
Tapi kekasihnya itu sama sekali tak menghiraukan, dan malah langsung berputar ria hinggga membuatnya semakin mempererat lingkaran kedua tangannya.
"Masih mau minta turun?." tanya Dion lurus
"Yaudah deh ngga." sahut Viona
"Nah gitu dong." Dion tersenyum simpul sambil terus menggendong Viona dan melangkahkan kakinya
"Tapi emangnya ga berat apa ngegendong aku kaya gini?." tanya Viona sambil menempelkan dagunya pada bahu kekasihnya itu
"Berat sih, tapi gapapa lah jarang juga kan kita bisa bikin moment kaya gini." Dion melirik sekilas sambil tersenyum lembut
"Kamu ini, selalu aja punya cara untuk bikin aku bahagia." Viona balas tersenyum tak kalah lembut
"Pasti dong." sahut Dion singkat. "Mau lebih seru lagi ga digendongnya?." tanyanya kembali melirik Viona
"Gimana caranya?." tanya Viona lurus
Tanpa diduga, Dion langsung berlari yang membuat Viona teriak ketakutan namun tampak senang. Lalu mulai berjalan pelan, menikmati setiap detik kebersamaan. Dan Viona sesekali merentangkan kedua tangannya sambil meresapi udara sekitar, sementara Dion terus mengembangkan senyuman di wajahnya sambil jalan berlenggak-lenggok.
Hingga tak terasa, perjalanan yang cukup jauh itu berakhir sudah. Dion pun mulai menurunkan Viona di depan pintu masuk menuju sebuah taman bunga. "Udah sampai." sahutnya lembut
"Yah koq udah sampai lagi." gumam Viona tanpa sadar
"Emang kenapa? Kamu masih mau digendong?." tanya Dion lurus. "Yaudah yukkk naik lagi." ajaknya sambil kembali membungkukkan badannya di depan kekasihnya itu
"Eh ngga ngga. Apaan sih, udah bangun lagi." suruh Viona
"Loh kenapa? Katanya pengen digendong lagi." sahut Dion setelah berdiri kembali
"Ngga, siapa yang bilang?." elak Viona
"Yaudah kita masuk yukkk." Dion langsung menggenggam erat tangan kekasihnya itu
"Ayo." Viona balas menggenggam tak kalah erat, lalu mereka mulai memasuki taman bunga itu. "Disini koq ada taman bunga?." tanyanya saat sudah berada di dalam
"Memang itulah keunikan restoran tadi, selain menyajikan tempat makan juga memiliki taman bunga ini. Ya salah satu cara untuk menarik minat pelanggan juga." jelas Dion
"Semacam marketing gitu ya?." tanya Viona lurus
"Iya." Dion mengangguk singkat. "Udah makin pinter ya sekarang ibu managerku ini." pujinya sambil mengelus lembut rambut Viona
"Iya dong, masa gitu doang aku ga ngerti. Udah mau di wisuda juga." sahut Viona
"Berarti udah siap dinikahin dong ya?." tanya Dion lurus
"Dinikahin?." Viona nampak tercengang
"Hah? Ngga, udah ayo kita lanjut lihat bunga-bunga yang lain." Dion langsung mengalihkan pembicaraan. "Sabar Dion, ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu." gumamnya dalam hati
"Sayang, sebenarnya tujuan kamu ngajak aku kesini buat apa sih?." tanya Viona sambil memperhatikan berbagai jenis bunga di sekitarnya
"Untuk membuat bunga-bunga itu iri, karena kalah cantik sama kamu." Dion tersenyum lembut
"Ih malah gombal." Viona langsung mencubit gemas lengan kekasihnya itu
"Emangnya kenapa? Kamu ga suka kalau aku ajak kesini?." Dion terkekeh kecil
"Ya bukan gitu, aku suka koq. Suka banget malah." jelas Viona. "Tapi biasanya cowo kan jarang mau pergi ke tempat-tempat kaya gini, cuma buat melihat bunga dan tanaman hias."
"Ya aku kan beda sama cowo yang diluar sana." Dion tersenyum lembut. "Malah aku sering loh nganterin mama beli tanaman hias buat di rumah, dan ga jarang juga mama nyuruh aku buat milihin tanamannya."
"Oh jadi kamu termasuk pecinta tanaman hias juga ya?." tanya Viona lurus
"Bukan pecinta sih, cuma suka aja karena bikin adem dilihatnya." jelas Dion. "Oh iya, aku beli minuman dulu ya. Haus juga tadi jalan kaki kesini." sahutnya lembut
"Mau aku temenin?." Viona menawarkan
"Ga usah, kamu tunggu disini aja. Deket koq di samping pintu masuk tadi." tolak Dion dengan lembut lalu mulai beranjak pergi
Membeli dua botol minuman dingin, lalu kembali lagi untuk menemui Viona di tempat yang sama sebelum ia pergi. Namun kekasihnya itu tidak ada disana. "Viona kemana ya? Tadi kan aku suruh tunggu disini. Oh mungkin dia lagi keliling lihat bunga dan tanaman yang lain." sahutnya sambil mulai mengelilingi taman bunga yang cukup luas itu
Namun Viona benar-benar tidak ada, membuat rasa khawatir mulai muncul dalam hatinya. Dion pun langsung menanyakan kepada orang-orang yang berada disana, tapi tak ada seorangpun yang melihat gadis yang ia jelaskan ciri-cirinya itu.
"Sayang, kamu kemana sih."
Kekhawatiran Dion semakin memuncak, lalu ia berlari ke pintu keluar. Namun keberadaan Viona masih belum juga ditemukan, saat ditelepon pun nomornya tidak aktif. Kemudian ia mulai menelusuri jalanan yang tadi dengan berlari hingga akhirnya sampai di restoran, tempat pertama yang mereka datangi. Tapi Viona tetap tidak ada, kekhawatiran nya pun kian menggebu.
Tanpa banyak berpikir lagi, ia pun langsung mengemudikan motornya. Mencoba mencari kekasihnya di sepanjang jalan, tapi tetap tidak ada. Perasaannya kian dilanda ketakutan, takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Viona. Karena memang daerah yang mereka datangi tadi cukup sepi. Sempat berpikir untuk menelepon Vina dan Sarah, tapi segera ia hilangkan pikiran itu. Karena ia tak ingin membuat yang lain menjadi ikut khawatir.
Namun karena keberadaan Viona belum juga ditemukan, padahal hari sudah semakin gelap. Akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke Villa, agar bisa memberitahu yang lain tentang hilangnya Viona.
Dengan perasaan kacau tak karuan, ia mengemudikan motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Hingga akhirnya ia sampai di Villa ketika hari sudah benar-benar gelap.
"Eh Den Dion udah pulang." sahut Pak Willy saat lelaki itu baru saja memarkirkan motornya di depan Villa. "Non Viona nya mana Den?." tanyanya santai
"Yang lain udah pada pulang belum?."  Dion mengalihkan pembicaraan
"Udah Den, mereka lagi berkumpul di tepi kolam." jelas Pak Willy
Dion pun langsung memasuki Villa dengan perasaan yang semakin kacau, lalu berlari menuju kolam yang berada di belakang Villa itu. Benar-benar dalam keadaan yang kalut dan kesal. Kesal kepada dirinya sendiri, karena tidak bisa menjaga Viona hingga kekasihnya itu entah berada dimana sekarang.
"Surprise."
Hingga ia dikejutkan oleh semua orang yang berada disana, yang langsung menyemprotinya dengan snow spray dan string spray. Hingga bagian atas tubuhnya dipenuhi oleh busa yang mirip salju dan benang berwarna-warni.
"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you."
Hingga ia langsung segera membalikkan badan ketika terdengar suara orang yang sudah tak asing lagi di telinganya menyanyikan lagu tersebut. Dan tanpa ia sangka, orang itu adalah kekasihnya. Iya itu Viona, gadis itu membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin angka 22 menempel di atasnya, sambil melangkah ke arahnya. Dan pakaiannya sudah tidak seperti tadi lagi, sekarang Viona menggunakan sebuah dress pendek.
"Happy birthday sayang. Doaku semua yang terbaik untukmu, dan yang terpenting tetaplah menjadi Dion yang selalu membuat orang-orang disekitarnya bahagia." sahut Viona dengan sangat lembut saat sudah berada di hadapan Dion, tepat berada di jalan kecil yang berada di tengah-tengah kolam. "Maaf ya kejutannya telat."
"Kamu? Kamu koq bisa ada disini?." Dion nampak tak mengerti
"Udah nanyanya nanti lagi, mending sekarang tiup dulu lilinnya." Sarah mulai menghampiri bersama dengan yang lain
"Tuhan, tolong jangan pernah ambil gadis yang berada di hadapanku ini. Karena aku tak bisa membayangkan bagaimana hidupku tanpanya." harap Dion yang kemudian langsung meniup lilinnya
Lalu mulai memotong kuenya, dan menyuapi satu persatu orang yang berada disana. Mulai dari Sarah, Reza, Vina dan Feby. Lelaki itu memeluk satu persatu orang-orang tersebut, kecuali Feby. Serta mendapat doa dan ucapan dari mereka semua.
Hingga ia mulai menghampiri Viona kembali dan memberikan suapan terakhirnya kepada kekasihnya itu, lalu langsung memeluk dengan sangat erat. "Kamu tadi kemana? Kenapa tiba-tiba menghilang? Kamu ga tau apa kalau aku begitu khawatir dan takut kamu kenapa-napa." sahutnya sambil mempererat pelukannya
"Maafin aku ya." Viona balik memeluk tapi tak seerat Dion
"Dan kenapa kamu tiba-tiba bisa ada disini?." tanya Dion sambil mengurai pelukannya 
"Tadi Pak Willy yang jemput Viona kesana." Reza mengambil alih tugas Viona untuk menjawab
"Apa? Pak Willy? Kenapa bisa." Dion nampak tak mengerti. "Jangan bilang kalau ini?." tanyanya sambil menatap satu persatu orang di sekitarnya
"Ini memang bagian dari rencana kami." jelas Feby
"Apa? Jadi?." Dion langsung mengusap wajahnya frustasi. "Kalian tau ga sih, tadi aku hampir gila karena begitu khawatir saat Viona tiba-tiba hilang." sahutnya dengan kesal
"Udah jangan marah gitu, mereka kan udah sengaja nyiapin ini semua buat kamu. Dan udah merencanakannya dengan sangat matang." Viona langsung mendekat dan memegang lembut bahu kekasihnya itu, setelah menyimpan kue yang tadi dipegangnya di sebuah meja kecil yang berada disana
"Matang? Maksud kamu?." Dion mengerutkan kening heran
"Ya tujuan mama dan papa mengajak semuanya kesini kan untuk memberi kejutan ini buat kamu. Sebagai pengganti hari ulang tahun kamu yang udah 3 minggu lebih berlalu, karena awalnya kan kamu sendiri yang memang ingin mengajak semuanya liburan kesini. Jadi sekarang kami mewujudkan keinginan kamu itu." jelas Sarah mengambil alih tugas Viona
"Ya ampun." Dion nampak tak percaya
"Maaf ya, kejutan ulang tahun kamu jadi telat banget gini karena kemarin-kemarin malah ngurusin masalah aku." Viona nampak merasa bersalah
"Loh ngapain minta maaf? Kamu ga salah koq sayang." Dion menatap lembut kekasihnya itu
"Tapi..."
"Udah ya." Dion langsung menempelkan telunjuknya pada bibir Viona
Viona pun langsung menganggukkan kepalanya sambil menurunkan tangan Dion, lalu mengajak kekasihnya itu ke tempat yang sejak tadi sengaja dihalangi oleh Sarah dan yang lainnya. Terdapat deretan lilin yang membentuk hati dengan ukuran cukup besar, lalu di atasnya menggantung lampu disko yang sengaja dibentuk menjadi kalimat 'HBD DION'.
Sementara tak jauh dari sana sudah ada meja makan berukuran besar dengan banyak sekali makanan yang begitu menggugah selera, serta ditata dengan sangat rapih dan nampak begitu mewah.
"Dan ini ada sesuatu dari aku buat kamu. Harganya sih ga mahal, tapi..."
"Pasti akan selalu aku pakai." sela Dion setelah membuka sebuah kotak kecil yang diberikan oleh Viona, yang ternyata isinya adalah sebuah jam tangan. "Makasih ya sayang untuk semuanya." lanjutnya yang langsung memeluk Viona sebentar
"Kado dari papa dan mama menyusul ya besok pagi." sahut Reza sambil menyunggingkan seulas senyum di bibirnya
"Kenapa harus nunggu besok? Kenapa ga sekarang aja?." Dion mengerutkan kening heran
"Ya gapapa dong, papa pengennya besok." jelas Reza santai. "Udah mendingan sekarang kita langsung makan aja yukk." ajaknya yang langsung disetujui oleh semua
Lalu mereka bersama Pak Willy yang datang menyusul pun menikmati makan malam di tepi kolam dengan hembusan angin yang menyejukkan, serta pemandangan malam di belakang Villa yang sangat menakjubkan. Senyum penuh kebahagiaan pun terus saja mengembang pada wajah semuanya, tak terkecuali Dion dan Viona. Keduanya bahkan tak segan menunjukkan kemesraannya dengan saling menyuapi satu sama lain. Bagi Dion, ini adalah perayaan ulang tahun yang paling paling mengesankan.

Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait