HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

Part 27 LOVE IN RAIN

novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita, Baca novel online gratis beragam cerita. Temukan aneka novel romance, novel horor, dan novel adult romance. Saat ini novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita Part 27 LOVE IN RAIN

Biasakan ya vote sebelum membaca.

"Jawab pertanyaan aku, apa benar kamu tadi bertemu dengan Dimas?." Dion mengulangi pertanyaannya
"Iya aku emang ketemu sama dia, tapi itu ga sengaja. Aku juga ga tau kenapa tiba-tiba dia datang buat nemuin aku." jelas Viona setenang mungkin
"Lalu kenapa kamu ga jujur saat tadi mama nanya kemana dulu kamu sebelum menjemput aku?." Dion menatap lurus kekasihnya itu
"Bukan aku bermaksud untuk ga jujur, tapi itu emang ga penting. Jadi ga perlu juga aku kasih tau ke kamu." jelas Viona lagi
"Oke, terus apa yang kalian bicarakan tadi?." tanya lurus Dion
"Ga ada yang kami bicarakan koq, cuma ga sengaja ketemu sebentar terus aku langsung nemuin kamu."
"Jangan berbohong lagi Viona." sahut Sarah tiba-tiba yang membuat suasana menjadi sangat tegang. "Tante lihat sendiri kalau tadi Dimas itu memegang tangan kamu, dan kalian membicarakan tentang pelaku sesungguhnya dari insiden yang terjadi sama Dion."
"Apa? Memang siapa pelakunya?." tanya lurus Dion kembali
"Ya siapa lagi kalau bukan Dimas." jawab Sarah dengan sinis
"Dimas? Bukannya sudah terbukti kalau bukan Dimas pelakunya?." Dion nampak tak mengerti
"Memang benar, tapi sebenarnya memang Dimas pelakunya. Dan Viona pun mengetahuinya, tapi dia menutupinya dari kita semua." jelas Sarah yang membuat Dion begitu terkejut tak percaya
"Kenapa kamu tutupi?." Dion kembali memfokuskan pandangannya pada Viona. "Kenapa kamu melindungi dia?."
"Aku ga melindungi dia." sahut Viona
"Terus apa alasannya?." tanya Dion dengan wajah yang mulai kecewa
"Apa kamu menutupi itu semua karena takut akan ancamannya Dimas?." tambah Sarah yang juga merasa kecewa karena telah dibohongi
"Dimas mengancam kamu? Mengancam apa?." Dion nampak tak senang
"Dimas mengancam kalau sampai Viona membongkar kejahatannya, maka dia akan memberitahu kamu tentang apa yang udah terjadi diantara mereka berdua." jelas Sarah. "Apa sebenarnya yang terjadi diantara kalian? Apa yang kamu lakukan sama dia?." lanjutnya dengan emosi
"Ternyata tante Sarah memang benar-benar mendengarkan pembicaraan aku sama Dimas, jadi tadi dia ada disana dan melihat kami? Apa itu artinya dia juga sudah mengetahui semuanya? Bagaimana ini, apa yang harus aku katakan." pikir Viona dengan kegelisahan yang amat besar
"Kenapa kamu malah diam? Jawab pertanyaan kami, jelaskan semuanya sama kami. Apa yang sebenarnya terjadi sampai kamu melindungi penjahat itu?." Sarah semakin terlihat emosi. "Apa kamu tidak ingat bagaimana kondisi Dion akibat yang telah dilakukan oleh mantan kamu itu? Dion nyaris saja meninggal. Bukannya mencari keadilan untuk Dion, kamu malah melindungi pelakuanya."
"Apa jangan-jangan kamu terlibat, dan kamu diam-diam mempunyai hubungan lagi dengan Dimas? Maka dari itu kamu menutupi semuanya agar kalian berdua sama-sama selamat dari hukuman polisi?."
"Ma, Viona ga mungkin seperti itu." tegas Dion yang merasa tak senang akan tuduhan yang ditujukan oleh Sarah kepada Viona
"Lalu seperti apa? Toh dari tadi dia juga lebih memilih bungkam daripada menjelaskan semuanya kepada kita, jadi bisa saja tuduhan mama itu benar." balas Sarah tak kalah tegas
"Sayang, tolong kamu jelaskan sama aku dan juga mama. Biar kami ga berpikiran buruk tentang kamu." Dion yang masih lemas langsung berdiri dan mendekati Viona
Namun Viona malah tetap terdiam dan mulai menangis.
"Sayang, kenapa kamu nangis? Bilang sama aku, ada apa sebenarnya?." Dion menangkup kedua sisi wajah kekasihnya itu
"Aku sama sekali ga pernah berniat untuk melindungi Dimas, apalagi ikut terlibat dan mempunyai hubungan sama dia. Ngga sama sekali. Aku terpaksa kaya gini karena..."
Viona tak mampu melanjutkan kata-katanya, tangisannya semakin menjadi dan terasa sangat sesak.
"Karena apa sayang? Bilang sama aku." Dion menatap dalam kekasihnya itu
"Aku ga bisa ngasih tau kamu, tapi yang jelas aku terpaksa menutupi kejahatannya Dimas." lirih Viona dalam isak tangisnya
"Kenapa? Kenapa kamu ga bisa ngasih tau aku? Bukankah kita sudah berjanji bahwa kita akan saling terbuka tentang hal apapun itu." sahut Dion dengan sangat lembut
"Aku tau, tapi untuk hal ini aku benar-benar ga bisa ngasih tau kamu. Maafin aku." balas Viona yang masih terus menangis lalu beranjak pergi meninggalkan Dion dan juga Sarah
"Sayang, tunggu sayang." Dion langsung berusaha mengejar kekasihnya itu, namun ditahan oleh mamanya
"Biarkan Viona pergi, mungkin dia perlu waktu untuk menjelaskan semuanya." sahut Sarah dengan lembut
"Tapi Ma." Dion menatap dengan wajah lemas
"Kondisi kamu belum pulih betul, jadi lebih baik kamu istirahat yang banyak. Dan nanti setelah kamu benar-benar sehat lagi, mama akan antar kamu menemui Viona untuk meminta penjelasannya."
Dion pun akhirnya menurut, lalu kembali ke tempat tidurnya. "Apa yang sebenarnya terjadi kepada Viona? Kenapa dia terlihat seperti menahan luka yang sangat dalam?." pikirnya dalam diam

[EXTRACT]

***
Vina baru saja selesai membuat kue pesanan pelangannya yang cukup banyak hari ini, lalu tiba-tiba ia teringat akan Viona yang tidak keluar dari kamar semenjak pulang dari rumah Dion tadi sore. Akhirnya ia pun memutuskan untuk memeriksa keadaan anak pertamanya itu.
Namun langkahnya terhenti saat baru saja tiba di depan pintu kamar Viona, ia mendengar seperti ada suara tangisan di rumahnya. Entah siapa yang menangis, namun ketika ia semakin mendekati pintu itu suara tangisannya semakin jelas terdengar.
"Viona." Vina pun langsung membuka pintu kamar yang memang tidak terkunci itu
Dan benar saja dugaannya, memang Viona yang menangis. Dengan posisi terduduk di lantai, menyender pada ujung ranjang, serta kepala yang tenggelam pada kedua tangan yang bertumpu di atas kedua lututnya. Terlihat sangat menyakitkan.
"Sayang, kamu kenapa?." Vina mulai mendekat sambil terduduk di hadapan Viona. "Kenapa kamu menangis?." lanjutnya yang merasa sesak
"Sayang." Vina mengangkat wajah anaknya itu karena tak memberikan jawaban
Betapa terkejutnya Vina ketika melihat wajah Viona sekarang, matanya begitu sembab dan wajahnya sangat lusuh. Entah sudah berapa lama anaknya itu menangis. "Kamu kenapa sayang? Ada apa? Bilang sama mama." tanyanya yang semakin merasa sesak
"Mama." lirih Viona yang langsung memeluk Vina dengan sangat erat sambil menangis sejadi-jadinya
"Tenang sayang, mama disini." Vina balas memeluk dengan lebih erat, lalu terdiam sambil terus mengelus kepala Viona
Perempuan itu memang sengaja tak banyak bicara dulu, agar Viona dapat  menangis dengan puas sehingga tenang dengan sendirinya.
Hingga beberapa saat kemudian, Viona pun melepaskan pelukannya. Lalu menatap mamanya dengan wajah sendu dan masih berurai air mata.
"Kamu kenapa sayang? Ada yang menyakiti kamu? Iya?." Vina menangkup kedua sisi wajah anaknya itu
"Bukan hanya menyakiti Ma, tapi dia juga udah menghancurkan semuanya. Dia udah menghancurkan Viona Ma." Viona kembali terisak dalam tangisan menyakitkannya
"Menghancurkan? Apa maksud kamu sayang?." tanya Vina dengan sangat lembut
"Dia udah merenggut kehormatan Viona Ma, dia udah merusak hidup Viona. Dia benar-benar menghancurkan semuanya." lirih Viona yang sangat sangat merasa sesak
"A-apa?." Vina mulai meneteskan air matanya dan merasakan sakit yang teramat besar pada bagian dadanya, lalu langsung menarik Viona ke dalam pelukannya. "Siapa yang kamu maksud itu? Dion?." tanyanya sambil mengurai pelukan
"Ngga, ngga. Ga mungkin Dion." Vina langsung menyingkirkan pikiran itu. "Apa jangan-jangan yang kamu maksud adalah Dimas?."
"Iya Ma, lelaki itu yang melakukannya." lirih Viona yang semakin dan semakin merasa sesak
"Apa? Dimas melakukan itu sama kakak?." Feby yang memang sejak tadi berdiri di ambang pintu setelah mendengar ada suara tangisan, langsung menghampiri kakak dan mamanya itu
"Kenapa bisa sayang? Kapan kamu bertemu sama dia?." Vina kembali menangkup kedua sisi wajahnya Viona
Viona pun mulai menceritakan kronologis kejadiannya. Dari mulai ia menjebak Dimas dengan membawa kedua polisi untuk menangkapnya, lalu lelaki itu menawarkan untuk mengantarnya pulang setelah penyelidikan selesai. Meski sempat menolak, akhirnya ia menyetujui dengan alasan untuk menghindari kejadian pahit yang pernah ia alami beberapa waktu lalu karena ia terus-menerus menolak tawaran dari Dimas.
Namun baru setengah perjalanan, Dimas menghentikan mobilnya dan mengatakan ingin menemui teman lamannya dulu. Viona pun langsung ingin mencari taxi untuk pulang, namun lagi lagi ia harus terpaksa menurut untuk ikut bersama Dimas dengan alasan yang sama. Tapi ternyata Dimas dan temannya itu justru menjebak Viona, dengan memberikan obat tidur ke dalam minumannya Viona.
"Dan saat Viona sadar, tiba-tiba Viona ada di sebuah kamar. Satu ranjang dan satu selimut dengan Dimas tanpa menggunakan pakaian sedikitpun." Viona langsung menundukkan kepalanya dengan tangisan yang semakin menyakitkan
Vina dan Feby pun tak mampu menyembunyikan kesedihannya, keduanya ikut merasa sakit dan menangis penuh kesesakan.
"Jadi waktu itu kamu bohong sama mama? Dengan mengatakan bahwa kamu habis main dulu sama teman-teman SMA kamu sepulang dari kantor polisi, lalu kamu kehujanan saat pulang ke rumah." Vina mengangkat kepala Viona dan menghadapkan wajah anak pertamanya itu ke arahnya
"Maafin Viona Ma, waktu itu Viona emang sengaja hujan-hujanan agar kotoran yang menjijikkan di tubuh Viona ini menghilang." lirih Viona sambil mengusap kasar beberapa bagian tubuhnya
"Sayang kenapa kamu harus bohong sama mama? Kenapa kamu malah menyembunyikan hal sebesar ini dari mama? Kenapa kamu menyimpan kepahitan ini sendiri? Kenapa sayang? Kenapa?." Vina semakin terisak dalam tangisnya
"Viona takut mama akan kecewa, mama akan marah, mama akan bersedih, dan mama akan malu punya anak seperti Viona."
"Ngga sayang, ngga. Mama ga akan kecewa, marah apalagi malu punya anak seperti kamu. Justru mama marah dan kecewa karena kamu menyembunyikan hal ini dari mama."  Vina mendekatkan wajahnya pada Viona, sambil sama-sama berurai air mata. "Seharusnya kamu bilang dari awal, biar mama bisa memberi pelajaran pada manusia biadab itu." lanjutnya dengan emosi sambil kembali menjauhkan wajahnya
"Iya kak, seharusnya kakak bilang dari awal. Orang seperti dia ga bisa dibiarkan begitu aja." Feby yang sejak tadi hanya menangis dan memperhatikan pun mulai ikut berbicara dengan penuh emosi
"Ngga, kalian ga boleh melakukan apapun sama dia." sahut Viona
"Tapi kenapa kak? Dia harus diberi pelajaran." tanya lurus Feby
"Kakak ga mau kalau sampai dia mencelakakan kamu dan mama, sama seperti yang dia lakukan ke Dion." jelas Viona dengan suara yang sudah sangat serak
"Apa maksud kamu? Mencelakakan Dion?." Vina menatap lurus Viona
"Iya Ma, orang yang mencelakakan Dion itu emang benar Dimas."
"Tapi bukannya Dimas sudah terbukti bukan pelakunya?." Vina nampak tak mengerti
"Memang iya, tapi setelah dia menghancurkan Viona dia mengakui perbuatannya. Dan bahkan dokter yang mencabut semua alat bantunya Dion dan mengatakan bahwa Dion sudah meninggal itu juga orang suruhannya. Tapi Viona terpaksa menutupi semua ini, karena dia mengancam akan memberitahu Dion tentang apa yang telah terjadi diantara kami berdua kalau sampai Viona membongkar semuanya. Dan Viona ga mau Ma kalau Dion tau hal ini, Viona ga mau kehilangan Dion."
"Ya ampun sayang." Vina kembali memeluk erat anak pertamanya itu dengan tangisan yang sangat menyakitkan. "Seharusnya kamu ga perlu takut kehilangan siapapun jika kamu memberitahu hal ini, karena kami semua akan selalu ada untuk kamu. Kita akan hadapi semuanya bersama."
"Iya kak. Lagipula meskipun kak Dion tau, aku yakin koq dia ga akan mungkin meninggalkan kakak. Karena dia menyayangi kakak dengan sangat tulus." sahut Feby yang mulai ikut memeluk Viona dan mencoba menenangkan kakaknya itu
"Besok kita ke rumah Dion ya, kita kasih tau semuanya sama dia. Karena bagaimanapun juga dia perlu tau, terutama soal siapa sebenarnya yang sudah membuatnya celaka." Vina mengurai pelukannya sambil kembali menangkup kedua sisi wajah Viona
"Kalau soal siapa yang membuatnya celaka, Dion dan tante Sarah udah tau Ma." jelas Viona
"Mereka udah tau?." tanya lurus Vina
"Iya. Karena saat Viona menjemput Dion ke rumah sakit tadi, Dimas datang dan mengajak Viona untuk membahas masalah ini. Tapi ternyata tante Sarah melihat kami dan mendengarkan sebagian pembicaraan kami, dan dia terlihat marah dan kecewa sekali karena menganggap Viona itu melindungi Dimas. Bahkan dia menganggap kalau Viona itu terlibat dan selingkuh dengan Dimas." jelas Viona kembali. "Kemudian dia memberitahu Dion tentang semua yang telah dia dengar itu. Viona sempat melakukan pembelaan bahwa semua yang dituduhkan itu ga bener, sampai akhirnya mereka meminta Viona untuk menjelaskan apa sebenarnya alasan Viona. Tapi Viona ga bisa memberitahu mereka, Viona ga bisa Ma." lanjutnya kembali terisak dalam tangisan menyakitkannya
"Mama paham betul bagaimana perasaan kamu. Gapapa sayang, kalau emang kamu ga mau memberitahu mereka mama ga akan maksa." Vina menatap lurus Viona. "Tapi mama minta kamu harus tetap kuat ya, ini bukan akhir dari segalanya. Kamu harus tetap menjadi Viona nya mama, Viona yang selalu semangat dan ceria dalam menjalani hidupnya." lanjutnya sambil tersenyum di tengah kesakitannya
Ibu mana yang tidak akan merasa sakit dan terluka ketika ada orang yang berusaha menyakiti anaknya. Terlebih orang ini bukan sekedar menyakiti, tapi juga menghancurkan kehormatan putri yang begitu disayanginya.
Jika saat Dimas mengkhianati Viona saja Vina begitu marah, apalagi dengan hal ini. Mungkin ia akan sangat murka dan tidak akan segan memberikan pelajaran yang berarti kepada lelaki itu.

[EXTRACT]

***
3 hari sudah berlalu sejak Viona menceritakan apa yang dialaminya kepada Vina dan juga Feby. Namun tak ada lagi kesedihan yang ditunjukkannya, gadis itu sekarang telah benar-benar ceria seperti sedia kala. Sebenarnya tidak sepenuhnya, karena hatinya masih selalu terluka dan hancur ketika mengingat kejadian pahit itu. Hanya saja ia ingin terlihat kuat di depan mama dan adiknya itu.
Sebagai ibu, Vina pun merasakan apa yang tengah dirasakan oleh Viona. Ia tahu betul bahwa Viona tengah berpura-pura kuat untuk menutupi kehancurannya. Namun ia juga merasa senang, karena dengan begitu Viona berarti menuruti kata-katanya untuk terus semangat dalam melanjutkan hidup.
Tapi di sisi lain, ia merasa kesal karena belum bisa memberikan pelajaran kepada Dimas. Bagaimana mungkin ia bisa melakukannya, sementara Viona terus saja bersamanya selama 2 hari penuh. Membuat kue, mengantarkan kue-kue itu kepada pelanggan, dan semua aktivitas lainnya mereka lakukan bersama.
Mungkin baru hari ini saja Viona jauh darinya, karena anak pertamanya itu mengantarkan orderan kue sendirian. Sedangkan ia sendiri menunggu di rumah sambil membuat pesanan kue yang lainnya. Rezeki memang tidak akan mana, sekalipun kesedihan dan kepedihan tengah menimpa mereka. Tapi semakin hari semakin banyak saja orderan kue yang mereka dapatkan.
Hingga tiba-tiba saat ia tengah mengemasi semua kue yang telah selesai dibuat, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan sigap, ia pun langsung berjalan ke ruang tamu dan segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Selamat pagi tante." sapa Dion yang datang bersama mamanya
"Pagi Dion." sapa balik Vina sambil menyunggingkan seulas senyum di bibirnya
"Kamu apa kabar Vina?." tanya Sarah dengan sikap dingin, tidak seperti biasanya
"Saya baik, kamu sendiri gimana?." tanya balik Vina. "Dan Dion, kamu udah sehat?." lanjutnya sambil menatap ke arah kekasih dari anaknya itu
"Kami juga baik." jawab Sarah dengan wajah datar
Nampaknya kemarahan Sarah karena merasa telah dibohongi oleh Viona, juga ditujukkan kepada Vina.
"Oh iya, mari masuk. Kita ngobrol di dalam." ajak Vina pada ibu dan anak itu
Lalu ia langsung membawakan jamuan setelah mempersilahkan keduanya duduk.
"Silahkan diminum dan dicicipi makanannya." Vina yang baru kembali mencoba menawarkan sambil mulai duduk bersama mereka
"Makasih tante." Dion menyunggingkan seulas senyum di bibirnya, lalu meminum minumannya
"Viona kemana ya? Koq dari tadi saya ga lihat dia." Sarah menggerakkan matanya ke seluruh ruangan yang terlihat dari tempatnya duduk
"Viona emang ga ada di rumah, dia sedang keluar." jelas Vina dengan ramah
"Keluar kemana tante?." tanya lurus Dion
"Lagi nganterin orderan kue." jawab Vina
"Oh, kirain lagi ketemuan sama mantannya." celetuk Sarah tiba-tiba
"Mama." Dion langsung menyenggol lengan Sarah yang duduk di sebelahnya itu
"Jadi Sarah benar-benar menganggap Viona mempunyai hubungan dengan Dimas di belakang anaknya." gumam Vina dalam hatinya
"Oh iya tante, boleh Dion tanya sesuatu?." Dion menatap lurus ibu dari kekasihnya itu
"Tanya aja." Vina menanggapi dengan santai
"Apa tante tau kalau sebenarnya dalang dari insiden yang terjadi sama Viona dan Dion itu memang benar Dimas?." tanya Dion dengan hati-hati
"Iya tante tau." Vina mengangguk singkat
"Apa? Kamu tau?." Sarah nampak tercengang. "Oh jadi kamu sama anak kamu itu kompakan untuk menutupi semua ini." lanjutnya tanpa berpikir dulu
"Tolong jaga bicara kamu, saya mengetahui hal ini baru tiga hari yang lalu. Setelah Viona pulang dari rumah kalian, dan itu pun tidak langsung. Tapi saat malam harinya ketika saya mendengar suara tangisan Viona, lalu saya memintanya untuk bercerita." jelas Vina yang sedikit terbawa emosi
"Viona menangis? Menangis kenapa tante?." Dion nampak sangat khawatir
"Ada sebuah alasan yang ga bisa tante kasih tau ke kamu tanpa seizin Viona." jelas Vina
"Kenapa ga bisa? Dion ini masih pacarnya Viona loh, jadi dia berhak tau apa yang terjadi sama anak kamu. Atau jangan-jangan kamu dan Viona memang sudah tidak menganggap Dion lagi?." Sarah nampak tak senang
"Kalau kalian kesini hanya untuk mengatakan yang tidak-tidak tentang anak saya, lebih baik kalian pergi." Vina tiba-tiba berdiri dan langsung mengarahkan tangannya ke arah pintu yang terbuka, sebagai tanda pengusiran
"Tante, maksud kedatangan kami bukan seperti itu tante. Tolong maafkan perkataan mama, dia ga bermaksud untuk mengatakan yang tidak-tidak tentang Viona. Itu hanya bentuk luapan kemarahannya karena merasa telah dibohongi oleh Viona, dan Viona sendiri juga tidak memberitahu alasan yang sebenarnya kenapa dia menutupi kejahatannya Dimas." Dion ikut berdiri sambil mencoba menenangkan suasana yang mulai tegang itu
"Iya Vina, maafkan saya. Saya hanya emosi karena Viona sudah melindungi orang yang nyaris membuat anak saya meninggal. Saya harap kamu mengerti." sahut Sarah yang juga ikut berdiri
"Maafkan saya juga, karena ga bisa mengendalikan diri. Ga seharusnya saya kaya gini." Vina mencoba menenangkan dirinya. "Ayo duduk lagi." lanjutnya kembali bersikap ramah
"Tante, kembali ke pembahasan yang tadi. Kenapa tante ga bisa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada Viona sampai dia menangis malam-malam di kamar? Ini pasti berkaitan dengan alasannya menutupi kejahatan Dimas kan tante?." Dion berbicara dengan hati-hati setelah mereka kembali duduk dengan tenang
"Memang berkaitan, tapi tante minta maaf karena tante benar-benar ga bisa ngasih tau ke kamu." Vina mencoba membuat lelaki itu mengerti
"Tapi kenapa tante?." Dion mengerutkan kening heran
"Karena Viona ga mau kamu tau." jelas Vina
"Kenapa Viona ga mau Dion tau?." Dion semakin tak mengerti. "Dion mohon tante, tolong kasih tau Dion apa yang sebenarnya terjadi pada Viona." pintanya penuh harap
"Maaf Dion, tante ga bisa." Vina langsung memalingkan wajahnya sambil meneteskan air mata
"Vina kamu menangis?." Sarah menatap dengan seksama
"Tante, ada apa sebenarnya? Tolong kasih tau kami." pinta Dion kembali
"Mungkin memang sebaiknya aku kasih tau mereka." pikir Vina dalam diamnya
"Tante." panggil Dion dengan lembut
"Kalian benar-benar ingin tau apa yang sebenarnya terjadi sama Viona?." tanya lurus Vina
"Iya tante." Dion mengangguk singkat
"Tentu saja, kamu ingin tau." tambah Sarah
"Baiklah."
Vina pun langsung menceritakan semuanya sambil berurai air mata. Semua yang diceritakan oleh Viona malam itu, sekarang ia ceritakan kembali kepada Dion dan juga Sarah.
"Apa? Dimas melakukan itu pada Viona?." Dion mulai merasa sesak dan meneteskan air mata
Begitupula dengan Sarah yang langsung membungkam mulutnya, karena tak mampu menahan tangisnya. "Apa yang sudah aku lakukan? Aku malah menuduh Viona yang tidak-tidak, tanpa aku tau bahwa sekarang anak itu tengah begitu hancur." sesalnya dalam hati

Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait