HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Menu Navigasi

Part 16 LOVE IN RAIN

novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita, Baca novel online gratis beragam cerita. Temukan aneka novel romance, novel horor, dan novel adult romance. Saat ini novel.goshere.xyz Situs Berbagi Cerita Part 16 LOVE IN RAIN

Mondar mandir kesana kemari, masuk ke ruangan satu keluar ke ruangan lain. Menggerakkan mata ke seluruh sudut, tapi tak juga Dion menemukan apa yang tengah dicarinya. Hingga akhirnya ia pergi ke ambang pintu belakang restoran dan menatap lurus keluar.

"Kamu dari mana?." tanya Dion kepada Viona yang hendak memasuki restoran

"Abis ngebuang sampah, emangnya kenapa?." Viona menatap dengan santai

"Oh, pantesan aku cari-cari di dalam ga ada." Dion menyunggingkan seulas senyum di bibirnya. "Ikut aku yu." lanjutnya yang langsung menarik tangan kanan kekasihnya itu

"Kemana?." Viona mengerutkan kening heran

"Di atas ada mama aku, dia pengen ketemu sama kamu." jelas Dion dengan tenang

"Ketemu? untuk apa?." Viona kembali mengerutkan kening heran

"Ya untuk bisa lebih dekat sama kamu." Dion menanggapi dengan santai

"Tapi kan kita baru jadian beberapa hari." Viona menatap lurus Dion

"Loh terus kenapa? aku aja udah dekat sama mama kamu dari sebelum kita jadian." Dion kembali menanggapi dengan santai

"Dion emang beda dari Dimas, baru jadian aja udah minta aku untuk deket sama orang tuanya. Sedangkan selama 2 tahun aku pacaran sama Dimas, jangankan deket sama orang tuanya, tau wajahnya aja ngga." gumam Viona dalam hatinya

"Udah, ayo." ajak Dion yang langsung membawa Viona jalan bersamanya menuju lantai atas

"Mau kemana?." tanya Viona saat mereka sudah berada di lantai dua dan hendak menaiki tangga menuju lantai tiga

"Ya ke atas, mama kan nunggu disana." Dion tersenyum santai

"Oh kirain aku nunggu di ruangan kamu." Viona tersenyum polos

"Biar fresh lah kalau ngobrolnya di tempat terbuka mah." Dion tersenyum santai lalu mengajak Viona kembali melanjutkan langkahnya

Melewati tiap meja yang berada di restoran lantai atas itu, hingga akhirnya berhenti di meja pojok dekat balkon.

"Eh sayang." sahut Sarah pada Dion sambil mulai berdiri saat sepasang kekasih itu sudah berada di hadapannya. "Hallo Viona." lanjutnya menyapa lembut kekasih baru anaknya itu

"Hallo tante." sapa balik Viona sambil bersalaman dengan Sarah

"Ayo silahkan duduk." ajak Sarah sambil menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

Dengan sigap, Dion pun langsung menyiapkan kursi untuk di duduki oleh Viona. Lalu ikut terduduk diantara mama dan kekasihnya itu.

"Viona apa kabar?." tanya lurus Sarah

"Saya baik tante. Tante sendiri gimana kabarnya?." Viona tersenyum hangat

"Tante juga baik." Sarah menyunggingkan seulas senyum di bibirnya. "Bahasanya biasa aja, jangan terlalu formal kaya gitu."

"I-iya tante." Viona tersenyum malu

Sarah balas tersenyum lalu menatap ke arah Dion dan memicingkan sebelah matanya tanpa disadari oleh Viona, seolah memberi kode agar anaknya itu melakukan sesuatu.

"Ma, Dion pergi dulu ya. Ada yang harus Dion urus di bawah." sahut Dion yang langsung mengerti maksudnya Sarah. "Aku pergi dulu ya sayang, kamu tetap disini temenin mama." lanjutnya mulai melirik Viona dengan lembut lalu mulai beranjak pergi

"Tapi..." Viona mencoba menahan

"Udah gapapa, kita ngobrol berdua aja." sela Sarah sambil menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

[EXTRACT]

"Iya tante." Viona mencoba menghilangkan kegugupan yang mulai menghampirinya

"Tante ga nyangka akhirnya Dion bisa juga mendapatkan cinta dari kamu." Sarah menatap lurus Viona. "Padahal awalnya dia ragu, karena merasa cukup sulit untuk bisa meluluhkan hati kamu." lanjutnya dengan lembut

"Dari kata-kata tante barusan, sepertinya tante udah tau banyak soal ini." sahut Viona dengan hati-hati

"Tentu saja, karena Dion selalu menceritakan apapun tentang kamu sama tante. Pertemuan pertama kalian di malam itu, sikap kamu yang selalu ketus dan sinis sama Dion, kedekatan kalian yang semakin terasa dari hari ke hari, dan bahkan saat Dion hampir putus asa untuk memperjuangkan cintanya karena menganggap kamu telah kembali sama mantan kamu pun tante tau." jelas Sarah dengan sangat tenang

"Jadi Dion benar-benar cerita semuanya sama tante ." sahut Viona yang mulai tersipu malu

"Ya seperti itulah, karena Dion itu adalah anak satu-satunya tante. Jadi sekecil apapun yang terjadi sama dia, tante harus tau. Dan kebetulan juga dia memang selalu terbuka sama tante." Sarah tersenyum dengan hangat. "Makanya saat tante tau dia suka sama kamu, tante selalu berusaha untuk mendukung dia. Karena tante bisa melihat dia sangat bahagia semenjak kamu hadir ke dalam kehidupannya."

"Tante mendukung Dion saat tante tau kalau dia suka sama saya, m-maksudnya sama Viona, sekalipun tante tau bagaimana sikap Viona ke Dion?." Viona menatap lurus perempuan itu

"Iya." Sarah mengangguk singkat. "Meskipun jujur ya saat pertama kali kita ketemu, tante ga suka sama sikap kamu yang waktu itu. Tapi di hari itu juga kamu menunjukkan bahwa kamu punya sisi lain yang bisa membuat siapapun luluh sama kamu, termasuk tante dan terlebih lagi Dion." sahutnya sambil tersenyum lembut

"Tante bisa aja." Viona nampak tersipu malu. "Tapi tante, tadi tante bilang kalau Dion jadi terlihat bahagia sejak kehadiran Viona dalam hidupnya. Itu maksudnya apa? memang sebelumnya Dion ga bahagia gitu tante?." tanyanya lurus

"Bisa di bilang seperti itu." Sarah tersenyum singkat. "Karena selama ini papanya Dion selalu memaksakan kehendaknya pada Dion, dan Dion harus selalu menurutinya. Meskipun terkadang Dion suka membantah, tapi tetap saja papanya Dion itu sangat keras kepala jadi mau ga mau Dion yang harus mengalah." jelasnya dengan tenang

"Jadi yang dikatakan oleh Dion tentang papanya itu benar." pikir Viona dalam diamnya. "Berarti Dion seperti di kekang gitu ya tante?." tanyanya dengan hati-hati

Sarah hanya mengangguk santai, lalu menceritakan sekilas tentang kehidupannya Dion. Dari yang sejak kecil Dion dididik menjadi anak yang sangat penurut, lalu saat SMA dia mulai memberontak dan sedikit nakal, sering keluyuran malam dan gonta-ganti pacar. Dan pada saat itu papanya begitu marah hingga sejak masuk kuliah Dion kembali menjadi anak penurut. Begitupun dengan sekarang, meskipun terkadang Dion mulai sering membantah dengan alasan agar membuat papanya itu mengerti jika semua orang punya hak untuk melakukan apapun yang diinginkannya, tanpa ada paksaan ataupun pengekangan lagi.

"Berarti Dion sangat disayangi oleh papanya ya tante, sampai semua urusannya selalu diperhatikan seperti itu." sahut Viona sambil tersenyum santai

"Iya, karena suami tante itu memang menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Dia ga mau kalau Dion sampai salah jalan seperti anak muda di luaran sana, tapi mungkin caranya yang berlebihan hingga membuat Dion merasa tersiksa dan tidak mempunyai kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya." jelas Sarah sambil tersenyum simpul

"Papanya Dion sama seperti papa, selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Hanya saja papa ga pernah sedikipun memaksakan kehendaknya baik sama aku ataupun Feby." gumam Viona dalam hatinya

[EXTRACT]

"Oh iya Viona, terkait yang tante bilang tadi kalau Dion dulu sering gonta-ganti pacar, itu ga menghilangkan rasa cinta kamu sama dia kan?." tanya Sarah dengan tatapan seolah merasakan sedikit ketakutan

"Ngga lah tante." Viona terkekeh kecil. "Dion juga emang pernah bilang kalau dulu dia banyak cewenya, cuma awalnya Viona kira Dion cuma bercanda tapi ternyata itu benar."

Sarah mulai terlihat lega lalu ikut terkekeh kecil. "Dion dulunya emang playboy, tapi sekarang udah ngga koq. Lagipula sekalipun dulu dia banyak cewenya, tapi dia ga pernah macem-macem. Percaya sama tante, dia itu anak yang sangat baik dan dia tidak akan pernah mengkhianati kamu." sahutnya dengan tatapan lembut

"Viona sangat percaya koq tante sama Dion." Viona tersenyum penuh arti

"Baguslah kalau begitu." Sarah balas tersenyum penuh arti, lalu menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. "Viona, sepertinya tante harus segera pergi. Soalnya tante ada janji ketemuan sama temen tante." sahutnya sambil mulai menatap kembali ke arah Viona

"Oh yaudah tante gapapa. Kalau begitu, biar Viona antar ke bawah." Viona menanggapi dengan santai

"Ayo, kamu juga pasti mau kembali kerja kan? maaf ya jadi keganggu gara-gara tante." Sarah mulai berdiri sambil menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

"Ngga lah tante, justru Viona yang minta maaf karena hanya untuk ketemu sama Viona, tante sampai bela-belain datang kesini." Viona mulai ikut berdiri sambil mulai berjalan meninggalkan meja bersama dengan Sarah

"Kenapa harus minta maaf? itu kan keinginan tante, kamu ga salah apa-apa." Sarah tersenyum lembut sambil merangkul bahu gadis itu

"Iya tante." Viona tersenyum kecil lalu menatap ke arah tangan Sarah yang menempel di bahunya

"Viona kenapa?." Sarah mengerutkan kening heran

"Gapapa tante." Viona kembali menatap ke arah Sarah. "Cuma, apa tante ga malu merangkul Viona di depan banyak orang seperti ini?."

"Loh kenapa harus malu?." Sarah kembali mengerutkan kening heran

"Ya Viona kan cuma seorang pelayan tante, sedangkan tampilan tante..."

"Kamu bicara apa sih, status pekerjaan itu ga penting. Karena yang terpenting itu adalah kebaikan yang terpancar dari diri kamu." sela Sarah sambil menatap dengan begitu lembut

Viona hanya menyunggingkan seulas senyum di bibirnya, lalu melanjutkan langkah tanpa mengeluarkan sepatah katapun lagi.

"Tante pamit ya Viona." sahut Sarah saat sudah berada di samping mobilnya yang berada di parkiran

"Iya tante, hati-hati ya." Viona langsung bersalaman dengan Sarah

"Iya." Sarah mengangguk singkat lalu mulai memasuki pintu belakang mobil yang sudah dibukakan oleh supirnya. "Nanti sampaikan ke Dion ya, tante harus buru-buru pergi jadi ga bisa pamit dulu ke dia." sahutnya saat sudah berada di dalam mobil sebelum pintunya kembali ditutup

"Iya tante, nanti Viona sampaikan." Viona menyunggingkan seulas senyum di bibirnya lalu terus menatap ke arah mobil Sarah yang mulai pergi meninggalkan restoran

"Mama udah pulang?." tanya Dion yang tiba-tiba datang dan sudah berada di sebelah Viona

"Eh sayang." Viona langsung menoleh ke arah lelaki itu. "Iya, dia udah pulang. Katanya harus buru-buru pergi, jadi ga bisa pamit dulu sama kamu." lanjutnya sambil tersenyum kecil

"Oh jadi aku terlupakan ya gara-gara mamanya keasyikan ngobrol sama kamu." sindir Dion sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada dengan tatapan lurus ke ujung jalan

[EXTRACT]

"Oh jadi kamu iri karena ngerasa di pilih-kasihin sama mama kamu gara-gara aku?." Viona ikut melipatkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap lurus Dion dari samping

"Ga iri, justru aku seneng." Dion langsung menghadap tepat di depan kekasihnya itu. "Karena untuk pertama kalinya, mama bisa langsung deket sama pacar aku bahkan dalam waktu secepat ini."

"Emangnya mama kamu ga deket ya sama mantan-mantan kamu yang seabrek itu?." tanya lurus Viona

"Seabrek?." Dion mengerutkan kening heran

"Iya seabrek, kamu kan dulunya playboy pasti lah mantannya seabrek." jelas Viona dengan santai

"Mama cerita semuanya sama kamu?." tanya lurus Dion

"Iya." Viona mengangguk singkat

"Aduh." Dion langsung bersikap seolah tak karuan sambil mengusap wajahnya

"Kenapa? malu ya ketauan belangnya?." goda Viona

"Bukan malu sih, cuma aku takut aja kalau kamu jadi ilfeel sama aku gara-gara hal ini." jelas Dion dengan sedikit gugup. "Tapi sayang, percaya deh itu dulu. Sekarang aku udah ga kaya gitu lagi, aku setia koq." lanjutnya dengan tatapan serius

"Setiap tikungan ada maksud kamu?." goda Viona lagi

"Ya bukanlah." elak Dion. "Aku benar-benar setia pada satu hati dan satu cinta, yaitu kamu dan cuma kamu." lanjutnya dengan lembut

"Percaya ga yah." Viona kembali berusaha menggoda

"Percaya dong sayang, serius deh aku ga bohong." Dion menatap dengan penuh harap

"Iya iya aku percaya koq." Viona menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

"Nah gitu dong." Dion nampak terlihat lega. "Eh iya sayang, selain hal itu mama cerita apa lagi sama kamu?." lanjutnya dengan santai

"Cuma sekitaran papa kamu yang selalu memaksakan kehendaknya sama kamu aja sih, belum terlalu banyak." Viona menanggapi dengan santai

"Emangnya kamu mau tau banyak gitu tentang aku?." tanya lurus Dion

"Iyalah, kaya kamu yang selalu tau apapun tentang aku dari mama." jawab Viona sedikit tegas

"Ngga selalu koq, ada satu hal yang ga mama kamu ceritakan sama aku soal kamu." Dion menatap dengan santai

"Soal apa?." Viona mengerutkan kening heran

"Soal yang aku pikir kamu balikan lagi sama Dimas." Dion menatap lurus Viona

"Ya iyalah mama aku ga bakal cerita, orang aku nya aja ga pernah cerita lagi soal Dimas ke dia." Viona menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

"Kenapa?." tanya lurus Dion kembali

"Ya karena Dimas kan udah ga penting lagi buat aku, jadi ngapain aku nyeritain soal dia." jelas Viona

"Kalau Dimas udah ga penting, berarti yang penting buat kamu sekarang itu aku dong ya?." Dion berjalan mendekati Viona

"Apaan sih, kepedean banget." elah Viona

"Tapi fakta kan?." Dion semakin mendekat

"Mmm fakta ga ya." Viona langsung beranjak pergi dengan pipi merona sambil tersenyum menggemaskan

"Perempuan memang selalu seperti itu, merasa gengsi untuk mengakui apa yang dirasakannya." Dion tersenyum penuh arti lalu menyusul masuk ke dalam restoran

***

"Dion koq malah sibuk sendiri sih dari tadi, padahal kan yang lain lagi pada kewalahan karena restoran lagi ramai-ramainya." pikir Viona sambil memperhatikan Dion yang berada di meja masaknya di tengah kesibukan para chef yang lain

[EXTRACT]

"Viona, sayurnya udah selesai di potong belum?." tanya chef Maya yang langsung menghentikan lamunan gadis itu

"Eh iya chef, ini udah." Viona langsung memberikan hasil pekerjaannya yang memang sejak tadi tengah dilakukannya

"Viona, tolong buatkan bumbu untuk ikan gurame ini ya. Nanti sekalian kamu yang masaknya." sahut chef Roy sambil menunjukkan ikan gurame yang telah dibersihkannya

"Setelah itu, buatkan ice tea campur madu dan antarkan ke maja nomor 17 ya Viona." tambah chef Andi yang sangat terlihat kewalahan

"Baik chef." Viona langsung segera bergegas untuk menyelesaikan semua pekerjaannya

Namun sesekali, ia tetap memperhatikan apa yang tengah dilakukan oleh Dion. Hingga akhirnya lelaki itu menghampirinya setelah membawa makanan yang telah di buatnya keluar dapur restoran.

"Sayang, makan siang bareng aku yu?." ajak Dion dengan lembut

"Makan siang?." Viona mengerutkan kening heran. "Tapi kan masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, belum lagi aku harus mengantarkan minuman ini dulu ke depan." lanjutnya sambil menunjukkan segelas ice tea yang tengah dibawanya di atas nampan kecil

"Yaudah kamu anterin dulu pesanan itu, nanti langsung ke ruangan aku ya." Dion menyunggingkan seulas senyum di bibirnya lalu beranjak pergi

Setelah mengantarkan pesanan, Viona pun langsung segera bergegas ke ruangannya Dion. Dan mulai membuka pintu setelah kekasihnya itu mempersilahkannya masuk.

"Surprise." teriak Dion saat Viona sudah berada di ruangannya

Viona pun langsung menatap dengan terkejut ke arah meja kerja lelaki itu yang saat ini disulap menjadi warna putih, terkesan manis dan romantis. Lengkap dengan setangkai mawar merah yang berada di atas mejanya, juga makanan dan minuman yang sudah tersedia dengan sangat rapih.

"Ini?." Viona menatap Dion dengan tak percaya

"Aku siapkan semua ini untuk kamu." Dion tersenyum dengan begitu lembut

"Oh jadi tadi itu kamu sibuk sendiri hanya untuk ini?." Viona mulai mengerti keanehan yang terjadi tadi pada kekasihnya itu

"Iya." Dion mengangguk singkat

"Aduh kamu parah banget ya, yang lain lagi pada sibuk karena restoran lagi ramai-ramainya tapi kamu malah sibuk dengan semua ini." Viona tersenyum tak mengerti

"Ya gapapa dong, mereka kan masih bisa meng-handle semuanya." Dion menanggapi dengan santai. "Lagipula yang menjadi prioritas aku sekarang kan cuma kamu, jadi urusan yang lain bisa aku kesampingkan dulu." lanjutnya sambil tersenyum penuh arti

"Kamu tuh ya." Viona nampak tersipu malu

"Apa?." goda Dion sambil mendekati kekasihnya itu

Namun Viona malah menjadi salah tingkah tak karuan, terlebih ketika Dion semakin mendekatinya.

"Kenapa koq malah diem? bukannya dijawab." Dion mendekatkan wajahnya pada Viona

"Udah ah kapan makannya, kalau terus kaya gini." Viona langsung menjauhkan kekasihnya itu darinya

"Grogi ya kalau terlalu deket?." Dion kembali menggoda

"Dion udah deh." Viona menunjukkan wajah gemas

"Iya iya. Yaudah sini duduk." Dion langsung menyiapkan sebuah kursi untuk diduduki oleh Viona. "Cobain dong masakan aku." sahutnya saat sudah duduk berhadapan dengan kekasihnya itu, tepatnya di kursi yang biasa ia gunakan saat bekerja

[EXTRACT]

"Iya ini mau aku cobain." Viona mulai mencicipi semua makanan yang ada di meja

"Gimana enak ga?." tanya Dion sambil mencodongkan badannya ke arah Viona dengan kedua tangan melipat di atas meja

"Enak dong, kalau ga enak ga mungkin aku makannya lahap kaya gini." puji Viona sambil terus melahap makanannya

"Itu mah karena kamu lapar, bukan karena enak." sahut Dion sambil terus memperhatikan Viona yang tengah makan dengan begitu lahapnya

"Ih serius tau, beneran enak. Sekalipun aku lapar, kalau makanannya ga enak mah aku juga ga bakal nafsu kali." jelas Viona yang masih tidak berhenti makan. "Eh iya, koq kamu ga makan sih?." tanyanya saat menyadari jika Dion hanya memperhatikannya sejak tadi

"Nanti aja, sekarang aku lagi asyik ngeliatin kamu makan." Dion menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

"Hah asyik?." Viona mengerutkan kening heran. "Oh aku gembul ya makannya, maaf ya." sahutnya sambil tersenyum malu dan langsung berhenti makan

"Gapapa kali, justru aku seneng karena kamu itu orangnya bener-bener apa adanya, ga ada istilah jaim." Dion kembali menyunggingkan seulas senyum di bibirnya. "Makan lagi dong." sahutnya sambil menunjuk ke arah makanan yang tadi di makan oleh Viona

"Aku mau makan lagi, tapi kamu juga harus makan." Viona menatap lurus kekasihnya itu

"Oke. Ini aku mau makan." Dion mulai memakan makanannya yang sejak tadi diabaikan

Begitupun dengan Viona yang mulai memakan makanannya kembali, namun kali ini sedikit lebih jaim.

"Koq jadi pelan gitu sih makannya?." tanya lurus Dion

"Ya gapapa, takut tersedak aja kalau terlalu cepet." jawab Viona santai

"Oh." sahut Dion singkat. "Eh iya kamu belum nyobain cuminya kan, cobain deh sekarang." lanjutnya langsung menusuk sepotong cumi dengan garpu lalu mengarahkannya pada Viona

"Udah nyobain koq tadi." tolak Viona lembut

"Tapi kan tadi makannya ga disuapin sama aku." Dion tersenyum genit

"Terus mesti disuapin sama kamu gitu?." Viona terkekeh kecil

"Iya dong. Cobain deh rasanya pasti beda." Dion mulai menyuapi Viona dengan tatapan lembutnya

"Beda apanya? rasanya masih tetap sama koq." Viona kembali terkekeh kecil sambil mengunyah makanan yang disuapi oleh Dion tadi

"Beda lah kan ada rasa cintanya." goda Dion sambil tersenyum jail

"Kamu bener-bener ya." sahut Viona dengan pipi merona. "Yaudah sekarang biar aku yang suapin kamu, cobain kepitingnya ya." lanjutnya sambil mengambil sepotong kepiting dan mengarahkan tangannya untuk menyuapi Dion

"Itu kegedean kali, masa mau nyuapin aku kaya gitu." Dion menunjuk ke arah tangan kekasihnya itu

"Yaudah kalau ga mau buat aku aja." Viona langsung menyuapi dirinya sendiri

"Eh, eh koq gitu sih." Dion langsung menarik tangan Viona lalu membuat kekasihnya itu menyuapinya

Sejenak mereka saling bertatapan, lalu Viona mulai jail dan langsung melodeti sedikit bumbu yang mengotori tangannya ke wajah Dion.

"Makin ganteng deh kalau wajahnya kotor kaya gitu." goda Viona sambil tersenyum jail

"Oh jadi aku makin ganteng kalau kaya gini." Dion menatap lurus Viona dengan tangannya yang menghampiri bumbu-bumbu makanan yang berada dalam piring. "Berarti kamu juga makin cantik kalau kaya gini." sahutnya yang hampir melodeti Viona dengan bumbu yang mengotori tangannya

[EXTRACT]

"Eh ngga, ngga. Aku lebih cantik kalau tetap bersih." Viona langsung menahan tangan kekasihnya itu

"Ih koq gitu sih, ga adil tau." sahut Dion

"Biarin dong." Viona tersenyum jail. "Yaudah sini, aku bersihin lagi ya wajah sama tangan kamunya." sahutnya yang langsung mengambil tisu yang berada di tengah meja lalu membersihkan semua noda di wajah maupun tangan Dion dengan penuh perhatian

"Udah ya, jangan kotor-kotoran lagi." tegas Dion dengan tatapan lembut

"Iya, udah koq." Viona mengangguk singkat

"Oke." Dion tersenyum singkat

"Eh iya aku baru sadar, koq semua makanan ini seafood semua sih?." tanya lurus Viona sambil memperhatikan semua makanan yang ada di atas meja

"Emang sengaja." jawab Dion singkat

"Kenapa?." Viona mengerutkan kening heran

"Karena seafood itu makanan kesukaan aku, jadi gapapa kan kalau aku juga pengen kamu menyukai hal yang sama kaya aku?." Dion menatap dengan tenang

"Gapapa sih, tapi bukannya seafood itu tinggi kolesterol ya? ga baik untuk kesehatan." Viona menatap dengan serius

"Emang iya, tapi kan kita makannya sama sayuran juga jadi seimbang." Dion mengarahkan matanya sekilas pada sebuah piring yang berisi tumis kangkung dan sayuran lainnya

"Oke." sahut Viona singkat

"Oh ya makanan kesukaan kamu apa?." tanya lurus Dion

"Aku sih makanan apa aja suka asal itu enak." jawab Viona santai

"Berarti suka makan ya." ledek Dion

"Iyalah kalau ga makan nanti mati lagi." balas Viona

"Dasar." Dion langsung mencubit hidung Viona dengan gemas

"Aww sakit tau." Viona memegang hidungnya yang jadi memerah

"Makanya jawab yang bener." sahut Dion

"Ya emang bener, kalau ga makan kan nanti mati." Viona menanggapi dengan santai

"Yaudah lah terserah kamu." acuh Dion. "Tapi pasti ada kan makanan yang paling kamu suka?." tanyanya lembut

"Ada sih." jawab Viona singkat

"Apa?." tanya lurus Dion

"Ayam." jawab Viona kembali singkat

"Oh jadi kamu suka makan ayam hidup gitu?." tanya Dion jail

"Ih enak aja, maksudnya daging ayam." Viona langsung memukul lengan Dion pelan

"Nah gitu dong yang jelas." Dion terkekeh kecil. "Daging ayam apa yang kamu suka?." tanyanya santai

"Semua olahan daging ayam aku suka." Viona juga menjawab dengan santai

"Oke." sahut Dion singkat

"Oke apa?." tanya lurus Viona

"Ya oke aku akan lebih menyukai daging ayam dan bakal sering-sering masakin kamu daging ayam." Dion menatap dengan lembut

"Emang kamu ga suka daging ayam gitu?." tanya lurus Viona kembali

"Ya suka, tapi ga terlalu." Dion menyunggingkan seulas senyum di bibirnya

"Oh oke. Kalau gitu aku juga bakal belajar masak seafood biar bisa sering-sering masakin makanan kesukaaan kamu." sahut Viona

"Ga belajar menyukai seafood juga gitu?." tanya lurus Dion

"Ya aku kan udah suka, cuma jarang makannya doang." Viona tersenyum santai

"Yaudah kalau gitu kamu tenang aja, mulai sekarang kamu bakal sering makan seafood." sahut Dion

"Terus aja ngomong kalau gitu, jadi bukan makan siang lagi nantinya." Viona terkekeh kecil

"Ya biarin, biar jadi makan malam." Dion ikut terkekeh kecil

"Udah ah abisin makanannya, aku kan harus balik kerja." suruh Viona sedikit tegas

"Oke deh siap bu boss." Dion langsung menurut

Viona hanya menyunggingkan seulas senyum di bibirnya, lalu kembali melakukan aktivitas makan siangnya yang tadi sempat tertunda. Begitupun dengan Dion.

Bahagia itu memang sederhana. Cukup dengan candaan kecil dan sikap apa adanya. Tanpa dibuat-buat ataupun diada-adakan. Karena untuk menciptakan senyuman di wajah seseorang, tidak harus mengubah diri kita menjadi sosok yang sempurna.

Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait